Loading…

Contoh Nyata di Depan Mata

Masih menjadi misteri bahwa seseorang bisa begitu cepat naik padahal kita begitu sulit mengejar impian kita sendiri. Rasanya seperti dibodohi oleh prinsip-prinsip dan idealisme pribadi yang selalu mengatakan bahwa, tidak akan ada yang mampu meraih kesuksesan itu tanpa menggunakan jalur yang sesuai dengan apa yang dunia mau. Kita hidup di dunia nyata dan itu artinya bahwa kita harus mengikuti apa saja peraturan yang berlaku di dunia ini.

Ketika orang-orang yang sudah mencapai keberhasilan selalu mengatakan bahwa mereka mampu menjadi apa yang mereka inginkan meski tanpa modal dan pengatahuan yang cukup untuk menaati tata tertib dunia, saat itu Aku merasa memiliki kecenderungan untuk berpikir berkali-kali mengenai apakah benar sesederhana itu. Tidakkah mendobrak takdir dan kenyataan adalah sesuatu yang bodoh?

Rasanya seperti meremehkan kemampuan diri sendiri bahwa selama ini, apa yang kita miliki, semahir apapun kita, sejenius apapun kita, jika kita tidak memiliki kelengkapan-kelengkapan yang menjadi standar kepercayaan setiap orang terhadap kemampuan orang lain, maka semua ini akan percuma saja.

Para guru dan dosen (bahkan mungkin orangtua kita sendiri) selalu memberitahukan doktrin ini kepada siswa-siswi dan anak-anak mereka, yang secara tidak langsung sebenarnya hanya akan mempersempit kepercayaan diri mereka untuk berhasil dengan kemampuan mereka sendiri:

“Sepintar apapun kalian, akan tetap susah mencari pekerjaan di Indonesia kalau tidak ada Ijazah.”

Meski terkasan sangat pesimis, tapi setiap orang percaya bahwa ini adalah fakta. Alasan mengapa mereka tidak mau menerima kemampuan kita tanpa tanda bukti tentunya adalah karena mereka tidak mau mengambil risiko dan membuang-buang waktu untuk melakukan tes kemampuan secara langsung. Kehidupan ini adalah kehidupan yang praktis. Selama ada tanda bukti, maka kita bisa lolos dengan mudah. Seseorang lebih mempercayai apa yang dikatakan kertas dan plastik dibandingkan dengan proses dan hasil yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, melalui manusia dan hasil karya itu sendiri secara langsung. Karena manusia cenderung melihat, bukan mendengar dan merasakan.

Kasus ini lebih mirip seperti halnya jika kita menggali tanah di tengah rel kereta api. Ketika orang-orang melihat perilaku kita saat itu, mereka pasti akan menganggap kita sebagai orang gila atau bodoh. Penjahat yang tidak menaati peraturan yang berlaku. Kita akan ditangkap polisi dan dipenjara atau sekedar ditilang karena tidak mematuhi tata tertib. Padahal mereka tidak tahu bahwa kita melakukan itu untuk mengambil sesuatu yang berharga yang berada di dalam tanah, yang selama ini tidak pernah orang ketahui.

Ya, mungkin kita bisa saja memberitahu mereka terlebih dahulu, bahwa ada hal besar di dalam sana. Tapi masing-masing dari kita sejak awal sudah mengerti bahwa mereka tidak akan percaya dengan apa yang kita katakan. Untuk membuat mereka percaya, kita haruslah merupakan seseorang yang memiliki jabatan atau nama sebagai seorang arkeolog atau peneliti ilmu bumi. Tanpa itu, tidak akan ada seorangpun yang mempercayai perkataan kita.

Kita akui saja bahwa itulah yang terjadi dalam pola pikir setiap manusia, termasuk diriku sendiri. Sebagai bukti, jika Anda adalah seorang pemilik usaha pengembangan web atau desainer web, saat Anda membaca dan melihat hasil-hasil karya yang Saya buat di sini, apakah Anda akan percaya dan menerima Saya begitu saja ke dalam perusahaan Anda? Jawabannya tentu saja tidak. Jika Saya menjadi Anda, Saya juga akan pikir-pikir lagi untuk memasukkan orang-orang seperti Saya ke dalam perusahaan. Betapapun Anda mengatakan bahwa hasil karya Saya bagus dan sesuai, betapapun Anda mengatakan bahwa hasil karya Saya sempurna dan luar biasa, tapi tanpa adanya tanda bukti secara tertulis, kepercayaan Anda akan segera menghilang. Karena Anda adalah seseorang yang tanpa disadari memiliki kedisiplinan yang tinggi dan taat dengan peraturan yang berlaku di kehidupan ini.

Ini adalah masalah besar, namun mungkin juga sebuah pemaksa yang bagus dan manjur untuk kita agar kita bisa melanggar peraturan yang ada untuk menjalankan sebuah keputusan yang sangat berat: Bahwa jika tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa menerima kemampuan kita apa adanya, maka tidak akan ada jalan lain lagi untuk membuat mereka percaya, kecuali dengan cara membangun perusahaan kita sendiri.

Dan, kembali menuju pernyataan yang paling pertama Aku nyatakan menganai betapa misteriusnya seseorang bisa begitu cepat naik padahal kita begitu sulit mengejar impian kita sendiri, ini jelas dikarenakan oleh kita yang selama ini hanya melihat melalui mata secara normal. Aku memiliki seorang kenalan, yang tanpa diduga juga telah mulai merangkak menuju ke atas meski dia tidak memiliki jabatan atau pengalaman tertentu secara profesional dan formal. Sangat diluar dugaan, tapi itu adalah kenyataan yang lain. Dia berhasil melakukan apa yang selama ini ingin sekali Aku lakukan. Sejak awal, Aku merasa ragu dengan kemampuannya, sama seperti orang-orang pada umumnya. Tapi… memangnya apa yang kita tahu mengenai dia atau mereka. Pada intinya, kita bukanlah mereka. Kita hanyalah orang ke tiga yang hanya bisa melihat melalui apa yang tampak di luar, bukan apa yang tampak di dalam pikiran, kepercayaan diri dan ambisi mereka. Menganai apa yang terjadi di belakang mereka, mengenai masa lalu mereka, mengenai seberapa lama mereka berjuang untuk sampai pada titik ini, kita tidak akan pernah tahu.

Apakah kamu tahu sejak kapan Aku mulai bermimpi?

23 Februari 2013

0 Komentar

Top