Loading…

Memutus Setelah Tertekan

Gaillardia Flower

Aku adalah tipe orang yang sangat mudah tertekan dan terpengaruh dengan kritikan orang lain, karena Aku tidak bisa mengabaikan kritikan-kritikan yang datang. Dan itu rasanya sakit sekali, bukan karena kritikan yang kudapatkan, tetapi mengenai kenyataan bahwa ternyata Aku tidaklah sebaik yang Aku kira.

Bertahun-tahun Aku mencoba untuk memperbaiki diri dan berusaha untuk bisa diterima oleh orang banyak, akan tetapi tetap saja tidak semudah yang kubayangkan. Sejak kecil Aku sudah ditakdirkan sebagai seseorang yang kontras dengan teman-teman yang lain. Selama hidup Aku tidak pernah sekalipun mengalami masa-masa persahabatan yang seimbang. Setiap orang pada akhirnya akan menganggapku sebagai pihak superior yang berada di atas mereka, padahal Aku tidak pernah menginginkannya.

Aku tidak pernah memiliki kebebasan untuk berbicara. Sebaliknya, Aku lebih sering menjadi tempat untuk berbicara. Terkadang Aku heran, meskipun seringkali kuucapkan kepada mereka bahwa Aku bukanlah seseorang yang tepat yang bisa membantu kesulitan mereka dan/atau menghibur hati mereka, namun mereka tetap saja melakukan sesuatu yang sama seolah-olah mereka tidak percaya padaku. Bagaimana mungkin Aku bisa menjadi manusia normal, jika Aku sendiri dianggap sebagai sesuatu yang tidak sama oleh orang-orang yang kuharapkan bisa menganggapku sebagai sesuatu yang sederajat, tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah.

Kenyataan bahwa Aku tidak pernah dianggap sebagai seorang sahabat yang sederajat sangatlah menyakitkan dan membingungkan. Tidak bisa makan bersama dengan cara yang sama, tidak bisa berbuat nakal bersama dan tidak bisa bekerja dalam lingkungan yang sama.

Aku masih ingat dengan kritikan seorang sahabatku seperti ini:

“Fik, kamu itu sebenarnya orangnya baik, tetapi kata-katamu itu terkadang menyakitkan. Kamu juga sulit menerima saran orang lain”.

Hari itu, adalah hari yang kupikir merupakan keberuntunganku. Aku tidak ingin menjadi orang seperti itu, dan memang Aku bukan seperti itu. Aku bersedia menerima saran orang lain, kapanpun itu. Tapi mau bagaimana lagi, itu semua terjadi tanpa disadari dan sepertinya tidak akan pernah bisa berubah karena apa yang terjadi adalah sesuatu yang tidak kusadari dan tidak akan pernah bisa kukendalikan.

Kesimpulan final yang Aku lakukan pada akhirnya adalah mencoba untuk memutuskan tali persahabatan. Bukan menjadi saling membenci, namun hanya memisahkan diri dari orang-orang yang pernah tidak sengaja kusakiti. Aku tahu ini salah, tapi Aku juga tahu bahwa paku yang sudah tertancap di kayu akan terus menghilangkan bekas meskipun sudah dicabut. Aku tahu rasanya tersinggung dan disakiti. Itulah kenapa pada akhirnya Aku memutuskan untuk menghilang. Karena saat itu Aku merasa bahwa Aku sudah terlanjur mengalami kesulitan untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang di hadapanku saat itu, terlanjur menjadi sesuatu yang rawan dan mungkin akan meledak tanpa diduga.
Aku terlalu takut untuk memulainya kembali.

Kepada semua orang dan bahkan seluruh umat manusia di muka bumi ini yang pernah merasa disakiti olehku, dengan setulus hati Aku ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya karena pernah menyakiti perasaan kalian. Aku sama sekali tidak pernah memiliki niatan untuk menjatuhkan ataupun menyakiti siapapun! Yang kalian lihat dan dengarkan saat itu bukanlah Aku. Aku mempunyai kepribadian ganda, yang akan terasa menyenangkan saat tidak banyak bicara dan mulai menjengkelkan ketika mulai banyak bicara.
Itu adalah salah satu alasan mengapa Aku memutuskan untuk berpuasa bicara, kalau bisa selamanya.
Aku ingin menghancurkan seorang penjahat yang berdiam diri dalam diriku.

Hal yang akan kulakukan mulai saat ini: Tidak akan menuliskan sesuatu yang merupakan isi hati, kecuali di sini.

***

Oiya, malam ini ibuku kembali berangkat ke Semarang. Kudoakan semoga berhasil dan sehat di sana.
Kelak, nasib kita pasti akan berubah.

28 Oktober 2012

3 Komentar:

  1. amin, sama2 mas dimaafkan. haha

    saya juga punya teman seperti mas taufik, jujur persis bgt sama mas taufik. mmg diapun jadi bahan omongan orang teman2 karena ya mirip sama mas
    tapi temen saya yang itu udah ngebuktiin, dan dia sekarang jadi salah satu juara Internasional pembuat robot. tapi temen2 saya yg lain pun mulai mengerti kenapa org seperti itu "jarang bergaul" dengan yang lain karena emg pengen membuktikan sesuatu kepada orang/temannya.

    maaf ngaco cman pengen berbagi saja.

    BalasHapus
  2. intinya mau melakukukan perubahan mas?

    BalasHapus
  3. saran aneh bin ajaib

    kalo orang yang udah di cap baik/bader/pendiem/gerepesan emang susah di ilangin oleh orang laen sih bang. kalo emang mao berubah yah harus ada niatan bener-bener.

    keperibadian seperti ini biasa di sebut penyakit oleh para ahli pysicolog, jadi kalo mao bergaul sama temen, cari yang sekira-kira sehati dan bisa ngarti posisi abang sekarang ini. yah intinya dapat berbaur gitu deh dengan orang-orang disekitar.

    yah semoga aja apa yang saya baca di atas itu kesalah fahaman dari saya .
    kritik dan saran itu emang terkadang menyakitkan. tapi bukan semata-mata ingin menghina, itu semua demi kebaikan kita juga.

    BalasHapus
Top