Loading…

Berani untuk Takut

Rasanya seperti saat seorang pesulap menutup mata kita dengan kain, kemudian mengarahkan tangan kanan kita ke atas deretan kantong kertas dimana salah satunya berisi sebuah pisau berdiri yang sangat tajam. Pada awalnya, semua itu hanyalah perasaan malu. Tapi semakin berkembangnya pola pikir, kita sadar bahwa kita sudah mulai merasakan takut.

Keselamatan tangan kita berada pada tangan kita sendiri. Maksudku, itu bukan konotasi tapi kenyataan. Ketika seorang pesulap sudah tidak mungkin bisa dipercaya lagi, kemudian, kita hanya bisa berharap bahwa menit-menit ini akan berakhir segera.

Kali ini dan bahkan setiap waktu seharusnya bukanlah saat yang tepat untuk menyalahkan diri sendiri. Tapi bahkan Aku bukanlah seseorang yang pandai mengendalikan diri.

Yang paling mengerikan adalah ketika kita merasa takut terhadap hal-hal yang sama sekali tidak menakutkan. Beberapa orang bisa mengatakan bahwa kita mengalami semacam fobia, tapi bagaimana jika bukan? Aku tidak tahu bagaimana rasanya mengalami fobia, bahkan mungkin memang seperti itulah adanya fobia. Tidak terasa. Berada dalam situasi dimana sesuatu yang mudah bagi orang lain menjadi sesuatu yang sulit bagi kita, atau sebaliknya, sesuatu yang sulit bagi orang lain malah menjadi kemudahan bagi kita. Semua itu terasa sangat membingungkan dan begitu mudah membuat orang panik.

Sebelum berhasil mencapai kondisi siap untuk menghadapi mereka, pada akhirnya Aku sadar bahwa Aku sudah terlanjur larut di dalamnya dan berakhir sebagai sebuah boneka tali tanpa ekspresi.

Tapi mungkin, pada dasarnya kita sama sekali tidak membutuhkan keberanian untuk menghadapi ketakutan kita sendiri. Kupikir, mencoba untuk jujur kepada diri sendiri bahwa kita merasa takut adalah sesuatu yang tidak salah. Mencoba untuk menyadari saat ketakutan itu datang dan merasakannya, memejamkan mata, memandang langit atau memikirkan orang-orang yang paling berarti dalam hidup kalian, kemudian berkata dalam hati bahwa, Ya. Aku benar-benar merasa takut. Takut sekali. Tapi Aku tidak bisa mundur darimu.

Saat itu, kita tidak akan merasa takut lagi.

Senin, 8 Oktober 2012

2 Komentar:

Top