Loading…

Dilema Para Pemilik Bakat dalam Profesi

Dew in the Grass

Merasa prihatin juga setelah membaca keluhan seseorang di internet. Bukan prihatin karena betapa kasihan dan gigihnya dia, tapi prihatin dengan cara berpikirnya. Apa memang tidak ada yang bisa dilakukan untuk meringankan tekanan yang terjadi, seperti berteriak mungkin? Atau menonton televisi?

Seorang programer yang menyesali profesinya. Dia berkai-kali mengeluh dan menyarankan kepada para mahasiswa untuk tidak menjadi seorang programer jika ia sudah lulus (loh???), karena menjadi programer itu tidak menyenangkan. Dikejar-kejar waktu, dituntut dan dipaksa, seperti seorang buronan. Menghabiskan waktu seumur hidup untuk berpikir secara terus-menerus, terus belajar tanpa ada waktu istirahat:

Menjadi programmer bukanlah pilihan yang menjanjikan, suer!!! Anda ingin merasakan kehidupan jadi seorang programmer? jika Anda suka nonton Jason Bourne itulah programmer, di kejar-kejar oleh waktu, bos, klien dan orang-orang yang selalu ‘ingin membunuh Anda’, penuh dengan bertanya, “Sudah selesaikah programnya?? Sampai mana? Kapan program selesai?” dan seterusnya, namun biar lebih jelas mengapa sebaiknya Anda tidak jadi programmer sekalipun Anda mahasiswa jurusan IT dengan IP 4.0, sangat tidak disarankan jadi programmer, tulisan ini Saya tulis untuk anak anak IT yang mau lulus atau sedang menyelesaikan Tugas Akhir, skripsi Kerja Praktek atau apapun, setelah lulus jangan berpikir jadi programmer, sebaiknya Anda lebih memikirkan masa depan yang lebih baik, misal jadi PNS, pegawai kantor, atau menjadi istri Milyader jika Anda perempuan atau yang lebih keren dan nge-tren, sebaiknya Anda menjadi hacker, punya reputasi, terkenal hebat, keren dan canggih walaupun sebenarnya Anda ga sehebat itu. Ingat, pencitraan itu lebih penting dari kemampuan. Nih , daftar alasan mengapa sebaiknya Anda tidak jadi programmer!

  1. Terus-menerus belajar. Jika Anda jadi programmer, Anda harus lebih… lebih… hebat dari Superman. Pekerjaan Superman aslinya cuma Wartawan, dan kemampuan supernya sudah ada secara default dari lahir, sedangkan jika Anda jadi programmer, Anda harus mendapatkan “kekuatan super” Anda sedikit demi sedikit, dan jangan dikira (jika) Anda (cukup) hanya balajar bahasa pemrograman saja itu cukup, Anda harus belajar apapun yang diminta klien, misalnya Anda membuat program untuk Bank, Anda harus belajar perbankan, penjualan, Anda harus berpikir sebagai penjual, membuat program perhitungan nuklir, Anda harus paham rumus nuklir, apapun yang diminta oleh klien atau bos Anda, artinya Anda siap jadi apa saja. Sebagai contoh riil Anda adalah programmer web dengan PHP, dulu Anda cukup bisa PHP MySQL, sekarang itu saja ga cukup, Anda harus menguasai AJAX, JQuery, JSON, XML, Web API, Framework, Cloud dan segudang istilah teknis yang keluar hampir tiap hari! Muntah deh pokoknya!
  2. Berpikir 24 jam nonstop. Anda pikir programmer (terutama programmer yang kerja di kantor) hanya berpikir selama 8 jam sehari? Tidak, apalagi programmer freelance. programmer berpikir 24 jam nonstop. Saat makan, saat di WC bahkan saat sholat Anda masih memikirkan program yang tadi ga jalan, dan “BINGO” setan memberi tahu kesalahan atau solusi persis saat Anda berusaha khusuk dalam sholat. Kalau sudah akut, bahkan mimpi Anda juga berisi kode program yang (setelah itu) Anda begitu senangnya bahwa (ternyata) program selesai dibuat. Tapi saat bangun, weeeh??? Programnya masih error!
  3. Menjadi Budak! Anda harus siap jadi budak bos Anda, atau klien Anda. Bayangkan Anda jadi programmer dan bos Anda didatangi klien untuk membuat program ‘sederhana’. Programnya sederhana memang, cukup membuat program Android satu tombol yang jika diklik tombolnya maka BOM Nuklir di Iran akan meluncur ke negara Yahudi, gampang kan cuman 1 tombol. Tentunya bos Anda akan senang hati menerima proyek gampang tersebut dengan nilai duit yang besar, semantara Anda hanya bisa membenturkan kepala anda berkali-kali ke tembok. Ingat, cuman satu tombol, gampang kok!
  4. Berasa jadi buronan tiap hari. Jason Bourne, itulah gambaran yang tepat untuk programmer, hampir tiap 5 menit SMS datang tanya, “Sudah selesai mas, programnya? Webnya sudah jadi belum mas, kemarin revisinya gimana mas? Mas, cuman revisi dikit kok lama ya?” Teror terus berdatangan bahkan saat Anda tidur, itu kalau Anda freelance, tapi kalo Anda programmer kantoran itu juga ga jauh beda, cuman yang bertanya bos yang tiba-tiba muncul di belakang Anda dan bertanya: “Sampai mana proggress-nya?”
    Banyak mahasiswa stres dan pusing setengah mati ketika deadline pengumpulan naskah dan programnya belum selesai padahal kurang dari 1 Minggu lagi. programmer hampir tiap hari di deadline. Kata teman Saya, berasa pendadaran tiap hari. Dan jika Anda gagal saatdeadline, Anda dipecat! Tidak dibayar atau klien membatalkan perjanjian, mereka menganggap pekerjaan programmer tuh gampang, tinggal ketik, copy paste code, terus jalan. Apa susahnya eh?!
  5. Bayarannya dikit. Jangan mimpi kalau programmer di Indonesia hidup makmur. Tinggal buat program, duit mengalir jutaan atau puluhan juta. Ingat, itu cuman di dunia mimpi. Kenyataan di lapangan, programmer Indonesia cuman mendapat gaji kurang dari 10% dari teman-temannya di Amerika sono. programmer itu diperas habis-habisan otaknya namun dibayar seperti buruh bangunan, makanya kebanyakan programmer itu kurus, jarang mandi, matabelo dan kamar berantakan karena kerja dari bangun tidur sampai mau tidur lagi!
  6. Susah dapat cewek. Berbeda dengan pemain bola atau HACKERSSS, yang selalu digandrungi cewek-cewek, dengan penampilan dekil dan jarang mandi serta mata belo, jarang yang suka ma programmer. Ingat, secara programmer itu hidup sendiri dengan teman setia komputer, makanya jarang bergaul dengan manusia, saat programmer mulai menghidupkan komputer, itulah saatnya dia masuk “real life” sedangkan saat bersosial itu hal yang sulit. programmer kurang pintar dari sisi sosial. Jadi ingat, Anda lebih baik menjadi olahragawan yang memperbesar otot Anda karena secara default dari jaman purba sampai besok kiamat keknya cewek dah disetting suka dengan laki-laki yang berbadan tegap, six pack, ganteng ya walaupun otak kosong itu ga masalah!
  7. Masa depan ga jelas! Sekarang sudah banyak program generator, seperti PHP Generator, Visual GUI Generator dan CMS-CMS bertebaran di internet, masa depan programmer itu suram, ga enak, ga jelas, kalau pingin hidup aman, jadilah PNS, bahkan saat anda tidur atau ungkang-ungkang baca koran, anda tetap dibayar. Sekali lagi, masa depan ga jelas.
  8. Tidak ada hari libur. Berbeda dengan pegawai kantor yang selalu berbunga-bunga ketika akhir weekend, menikmati hari libur bersama keluarga, tidak ada yang namanya hari libur bagi programmer. Senin, Minggu, libur tahun baru, Valentine itu sama saja. Hari itu flat, datar dan seandainya Presiden membuat acara di depan rumah programmer tersebut, itu juga tidak akan mengalihkannya dari coding. Ingat koding dan keyboard sudah menyatu dengan badan programmer.
  9. (Dianggap) ga punya perasaan. Memang sih, pernyataan di atas (di samping) tidak selamanya benar, tapi dengan bekerja secara logic tiap hari, maka semuanya dipikir secara logic, kadang berbicara kasar, ga sabar dan kadang seperti orang gila teriak-teriak sendiri, benturin kepala ke tembok atu tepok jidat itu tiap hari dilakukannya hanya gara-gara satu baris kode erorr! Ingat, kadang programmer itu lebih menyeramkan daripada bulldog!. Jika ingin ketemu dengan programmer, carilah saat yang tepat. Misal saat yang tepat ketemu programmer adalah saat dimana dia nonton film komedi atau anime Jepang. Karena itulah satu-satunya hiburan yang menarik bagi dia!
  10. Dianggap tidak tepat janji! Ada stereo-tipe yang menganggap programmer adalah orang yang tidak tepat janji, misal janji kalau program selesai besok, eh ternyata belum jadi. Anda pikir programmer itu malas, buang jauh-jauh pikiran itu, kadang programer memang tidak menulis kode, karena bingung mo nulis apa, namun otaknya jalan terus, mencari solusi itu bisa berhari-hari. Anda pikir nulis program itu seperti nyusun batu bata seperti tukang bangunan? TIDAK. programmer tidak menepati janjinya karena programming adalah bidang yang paling tidak pasti dalam hal “kapan selasai”-nya. Anda mungkin berpikir, ah masa, loe aja kale yang ga profesional? Sekali lagi pikir dulu sebelum ngomong! Perusahaan sekelas Microsoft kadang menunda rilis produk selama 6 bulan lebih karena proyek program yang rencanya dirilis belum sempurna. Programmernya malas? JELAS TIDAK. programmer di Microsoft itu kelas wahid, begitu juga di peruasahaan-perusahaan besar lainnya, Oracle, Google, Apple semuanya sering menunda rilis produk karena fitur yang dijanjikan kadang lebih sulit dari yang diduga. Berpikir positiflah jika program Anda belum selesai dibuat oleh programmer! Tuh programmer belum pernah diajak ke klinik TongFeng tuh uda kalo sudah pernah diajak ke klinik TongFeng bilangnya gini, “Semenjak Saya ke klinik TongFeng, kini klinik TongFeng ikut mesan aplikasi.”

Saya tertarik untuk menyalinnya karena Saya pikir ini masuk akal. Kata-katanya sudah Saya edit agar lebih mudah dibaca karena Saya sendiri merasa agak pusing membaca teks aslinya. Dan jikapun ini hanyalah gejolak perasaan sesaat yang dia tuangkan dalam tulisan, tapi Saya pikir sebagian besar tulisan di atas cukup mewakili perasaan orang-orang dengan profesi dan kepribadian yang sama. Untungnya Saya tidak tahu siapa orang yang menuliskan status ini. Saya mendapatkan ini dari kiriman seseorang yang mungkin adalah seorang teman dari orang tersebut atau hanya seorang pembaca lain yang kebetulan tertarik untuk ikut berbagi. Kalaupun kemudian Saya tahu, mungkin Saya tidak akan menyebutkan nama. Biarkan beliau datang sendiri ke sini kalau mau dan tahu.

Pertama-tama adalah, ya, jangan sekali-kali meremehkan pekerjaan seorang programer. Betapapun sederhananya pekerjaan yang ia lakukan tetap saja bahwa pekerjaan yang mengandalkan pikiran itu tidak jauh berbeda melelahkannya dengan pekerjaan yang mengandalkan fisik. Faktanya adalah, sebagian besar orang dengan profesi serius dan mendetail seperti itu adalah orang-orang yang tidak pandai bicara dan mengungkapkan perasaan. Jika Anda adalah seorang klien yang sudah melaksanakan perjanjian, dan kemudian Anda ingin meningkatkan keinginan Anda dalam hal penambahan fitur pesanan atau percepatan waktu kerja, jangan harap bahwa saat dia berkata ‘ya’, itu semata-mata berarti bahwa dia setuju dengan permintaan Anda. Dia hanya merasa bahwa apapun permintaan baru yang datang dari Anda akan menjadi tugas baru yang walau bagaimanapun juga harus diselesaikan secepat mungkin karena sifat perfeksionisnya. Orang-orang seperti mereka tidak akan bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan lain jika pekerjaan sebelumnya belum selesai. Selain itu, mana ada seorang pemberi jasa yang mengeluh tentang permintaan seorang klien. Itu bisa merusak reputasi mereka.

Untuk para programer, cobalah berpikir seperti seorang penjual di pasar saat menyatakan deadline pekerjaan. Meskipun Anda bisa menyelesaikan waktu kerja Anda hanya dalam waktu dua minggu, tapi jangan katakan pada klien bahwa Anda bisa menyelesaikannya dalam waktu itu. Perpanjanglah waktu deadline Anda sehingga Anda bisa memiliki waktu luang untuk beristirahat atau untuk bertanya kepada orang-orang yang lebih ahli di dalam mengatasi masalah yang Anda alami. Sama halnya seperti seorang penjual di pasar yang pasti akan menaikkan harga barang dagangannya tinggi-tinggi karena dia tahu bahwa para pembeli pasti akan menawarnya.
Dan lagi, bukankah ketika pekerjaan Anda pada akhirnya bisa selesai lebih cepat dari waktu habis yang Anda nyatakan, itu bisa membuat bos/klien Anda menjadi lebih senang? Keuntungan lainnya, orang-orang yang sedang senang biasanya bisa melakukan hal-hal yang menguntungkan orang yang membuat dia senang.

Pekerjaan PNS juga belum tentu lebih menyenangkan dibandingkan pekerjaan seorang programer atau pekerjaan yang lain. Dari sini Saya bisa menyimpulkannya dalam satu kalimat yang sederhana:

“Kita menganggap bahwa pekerjaan mereka jauh lebih menyenangkan dibandingkan pekerjaan kita karena kita tidak pernah menjadi mereka.”

Apa yang kita pikirkan dan bayangkan hanyalah sebatas apa yang kita lihat dan kita dengar. Seorang programer berharap bisa beralih pekerjaan menjadi seorang PNS karena dia tidak tahu bahwa seorang PNS juga pasti pernah berharap bisa menjadi seorang Wiraswasta yang bisa bekerja di atas kaki sendiri, bebas aturan dan perintah dari bos. Sedangkan seorang Wiraswasta mungkin juga sempat terpikir untuk menjadi seorang pegawai kantoran karena pekerjaan mereka yang monoton, santai dan tidak banyak tantangan. Semua ini soal mengalami dan tidak mengalami.

Lagipula… hal-hal seperti pekerjaan dan pilihan pendidikan itu pada dasarnya hanyalah sesuatu yang sangat terjadwal dan tidak seharusnya dijadikan sebagai tujuan utama. Hal-hal terjadwal yang Saya maksudkan di sini adalah hal-hal yang bersifat fisik dan akal yang mungkin semua orang bisa mengalaminya dalam derajat dan waktu tempuh yang sama, sesuatu yang tidak memberikan dampak begitu berarti terhadap perkembangan kepribadian atau lingkungan sekitar.

Baik itu pekerjaan maupun pendidikan, mereka tidak semata-mata hanya ditujukan untuk memperoleh kemakmuran, dan kemudian mengaitkan kemakmuran dengan lebih cepat mendapatkan jodoh. Pada dasarnya mereka hanyalah jalur seseorang untuk mencapai lima hal:

  1. Mendapatkan penghasilan
  2. Memperoleh ilmu untuk bekal hidup dan harga diri
  3. Mendapatkan teman
  4. Mensyukuri bakat yang diberikan Tuhan kepada kita dengan cara mengembangkannya
  5. Jatuh cinta dan mendapatkan jodoh.

1. Mendapatkan Penghasilan

Mendapatkan penghasilan merupakan hal yang harus dijadikan sebagai salah satu tujuan. Namun bukan dalam sudut pandang bahwa kita membutuhkan uang karena kita seharusnya mendapatkannya. Ambillah sudut pandang bahwa: bakat dan jernih payah kita adalah sesuatu yang berharga dan sudah seharusnya mendapatkan penghargaan.

Meskipun ini adalah hal yang bersifat duniawi, tapi uang adalah hal yang juga harus kita jadikan tujuan, hanya saja jangan dijadikan sebagai prioritas utama. Munafik jika kita mengaku-ngaku bisa hidup tanpa uang, apalagi sampai membawa-bawa agama. Agama tidak selalu berhubungan dengan ketuhanan, tapi juga mengenai ciptaan-ciptaannya. Dunia ini tidak akan memberikan apapun secara gratis. Kita membayar orang lain untuk menghargai hasil karya dan kerja keras mereka. Jika kita tidak membayar itu artinya kita tidak menghargai kerja keras mereka (Saling menghargai untuk memenuhi amalan Hablum Minannas). Membayar/menawarkan bayaran menurut Saya adalah salah satu bentuk penghargaan yang Saya rasa seharusnya dilakukan setelah ucapan terima kasih kepada orang-orang yang bersedia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kita, meskipun pada akhirnya dia menolak.

2. Memperoleh Ilmu untuk Bekal Hidup dan Harga Diri

Apa yang akan dikatakan orang-orang di sekitar kita ketika kita tidak tahu nama Presiden kita? Meskipun itu sederhana dan sangat remeh-temeh, tapi dari situ saja kita telah mendapatkan kesimpulan bahwa orang-orang yang tidak tahu adalah orang-orang yang sulit untuk dihargai.

3. Mendapatkan Teman

Beberapa mengalami kesulitan dalam hal ini, karena setiap orang dilahirkan dalam kepribadian yang berbeda-beda. Saya tidak akan meminta Anda untuk mendapatkan teman secepatnya, yang terpenting adalah jangan mendapatkan musuh. Istilah ‘kenalan’ mungkin lebih melegakan dan mudah diterima bagi sebagian dari kita, termasuk Saya. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan kenalan adalah dengan bertemu orang-orang. Bekerja, kuliah atau berkomunitas. Menemukan masalah dan mencari bantuan. Saat itu terjadi, kita akan mendapatkan seorang kenalan dan mungkin pada akhirnya kita bisa menjalin hubungan persahabatan satu sama lain.

4. Mensyukuri Bakat yang Diberikan Tuhan dengan cara Mengembangkannya

Selama ini orang-orang lebih cenderung mengambil jalur kuliah pada jurusan tertentu karena prospek kerja berpenghasilan besar. Mulai sekarang lebih baik hentikan pikiran-pikiran bahwa berkuliah di bidang-bidang yang populer akan menjamin masa depan yang lebih baik. Berkuliah di bidang Ekonomi akan menjamin kehidupan kaya raya, berkuliah di bidang bisnis akan menjamin kesuksesan…

Ini semua murni soal bakat, bukan soal bidang dan perkataan orang. Jika Anda tidak berbakat menjadi seorang dokter dan kemudian Anda memasuki dunia itu, Anda tidak akan menjadi apapun. Anda akan menjalani masa-masa belajar dengan penuh kemalasan dan berakhir dengan prestasi yang buruk di bidang itu. Padahal seharusnya Anda bisa mendapatkan prestasi yang gemilang di bidang lainnya. Berkuliah di jalur-jalur yang populer dan mahal belum tentu bisa mengangkat derajat dan menutupi kekurangan, malah mungkin akan menampilkan kekurangan-kekurangan kita yang lain (prestasi yang buruk, yang terjadi bukan karena kita bodoh, tetapi karena kita tidak berada dalam bidang yang benar). Di dunia ini tidak ada yang namanya manusia pintar dalam segala hal. Jika kita mau menelitinya lebih jauh, orang-orang sukses juga pasti memiliki beberapa kekurangan yang kita anggap sepele.

Tapi itu tidak mengapa, karena hal yang paling memalukan adalah ketika kita gagal pada bidang-bidang mewah yang kita geluti, yang selama ini orang-orang anggap sebagai jaminan kesuksesan. Semakin besar dan mewah bidang yang kita coba geluti dan kemudian diakhiri dengan kegagalan karena prestasi yang buruk, semakin kuat anggapan orang-orang bahwa kita adalah orang yang bodoh. Padahal definisi bodoh dan pintar itu sebenarnya sama sekali tidak ada. Tidak ada yang namanya orang bodoh dan pintar, yang ada adalah seseorang yang menonjol dalam satu bidang (dari buku Psikologi).

Saya merasa senang dan bersyukur dengan kelebihan-kelebihan yang telah diberikan Tuhan kepada Saya, dan karena itu Saya akan mensyukurinya dengan jalan mengembangkannya dan memperoleh prestasi dengan itu. Mungkin itu adalah ucapan yang seharusnya selalu kita katakan sebelum mulai menjalani sesuatu. Apapun. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Dan jika kebetulan Anda memiliki bakat yang mengagumkan, itu adalah sebuah nilai lebih. Anda adalah salah satu orang terpilih yang Dia percayai untuk mengemban beban berat tersebut.

5. Jatuh Cinta dan Mendapatkan Jodoh

Yap, pada intinya kita akan mengalami bagian ini ketika kita sedang menjalani poin ke tiga. Paling tidak salah satu dari teman ataupun kenalan kita pasti terjalin dengan takdir masa depan kita dan akan mengarahkan kita pada sesuatu yang tidak akan diduga-duga.

***

Penutup & Sangkalan

Saya bukanlah seorang programer, seorang mahasiswa maupun seseorang profesional. Bukan bermaksud sok tahu. Saya hanya merasa bahwa hidup Saya menjadi lebih tenang dan terarah ketika Saya berhasil mengetahui hal-hal yang belum Saya alami.

NB: Dibandingkan mencegah-cegah orang untuk mencapai cita-citanya, lebih baik memotivasi orang untuk semakin percaya diri dengan keputusannya. Tontonlah film apa saja yang positif, dan ambil pesan positifnya, bukan yang negatif. Anda yang memberikan jasa, Anda sendiri yang memutuskan untuk bersedia atau tidak menerima pekerjaan tersebut. Tidak ada yang memaksa Anda untuk mendapatkan uang dalam jumlah tertentu dalam batasan waktu tertentu, jika itu memang tujuan Anda.

4 Komentar:

  1. binun, memang itu yang di alami sama saya dan beberapa teman" saya. no comment saja ahh.

    BalasHapus
  2. Wah... jadi merinding nih...

    Positif thinking, i can do this. I really want to be a programmer,,

    BalasHapus
Top