Loading…

Keikhlasan

Setelah mengalami beberapa pengalaman yang aneh-aneh dalam hidup, Aku menyadari bahwa pada dasarnya rasa ikhlas dan kerelaan tanpa pamrih di dalam melakukan sesuatu itu tidak mungkin ada. Tidak mungkin ada manusia yang bisa memiliki keikhlasan seperti itu…

Aku menyadari bahwa pada dasarnya rasa ikhlas dan kerelaan tanpa pamrih di dalam melakukan suatu perbuatan itu tidak mungkin ada. Tidak mungkin ada manusia yang bisa memiliki keikhlasan seperti itu! Bagaimana mungkin seseorang bisa mengorbankan sesuatu tanpa tujuan atau pamrih tertentu? Betapapun kecil pengorbanan yang kamu berikan, Aku yakin, kamu pasti sebenarnya mengharapkan suatu timbal balik positif dari apa yang telah kamu korbankan terhadap seseorang/pihak yang mendapat keuntungan dari pengorbananmu. Karena ini menyangkut hidupmu, serta menyangkut motivasi yang membuatmu rela melakukan itu.

Katakanlah kamu memiliki cita-cita untuk membanggakan negaramu. Saat itu kamu tentunya memiliki tujuan atau pamrih terhadap negaramu, yaitu kamu berharap agar negaramu bisa merasa bangga padamu. Beberapa jenis pengorbanan lain yang secara sadar dinyatakan dengan ikhlas pada akhirnya tetap akan jatuh pada kesimpulan yang sama…

“Aku ingin bisa berprestasi agar bisa membanggakan negaraku” —Asalkan negara bisa merasa bangga dengan prestasiku, sesuai dengan tujuan awalku di dalam berjuang memperoleh prestasi ini.

“Aku ikhlas sepenuh hati beribadah kepada Tuhanku” —Asalkan Tuhan cinta kepadaku, asalkan Tuhan mempermudah jalan hidupku, asalkan Tuhan memasukkanku ke dalam surganya.

“Aku ikhlas bekerja membanting tulang demi menyekolahkan anakku sampai ke tingkat setinggi-tingginya” —Asalkan anakku tetap belajar dengan giat, sehingga dia tidak akan hidup melarat sepertiku di masa depan nanti.

“Aku rela menerima kamu apa adanya” —Asalkan kamu juga bisa menerimaku apa adanya.

“Aku rela melepaskan kamu kepada pria yang sedang kamu cintai” —Asalkan kamu bahagia.

“Aku rela melepaskan keperawananku demi kamu” —Asalkan kamu tetap berada di sisiku.

Bahkan kepada Tuhan pun kita masih bisa pamrih, apalagi dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya? Ini menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya bukanlah robot. Melakukan pengorbanan untuk sebuah tujuan adalah manusiawi, dan memang seharusnya begitu.

“Aku ingin bisa berprestasi agar bisa membanggakan negaraku” —Meski pada akhirnya negaraku tetap tidak peduli dan tidak berterima kasih kepadaku, dan tetap meremehkan apa yang telah Aku lakukan.

Kamu tidak cocok tinggal di negara tersebut. Ini adalah saatnya bagimu untuk berganti kewarganegaraan. Tinggallah di negara mana saja yang membutuhkanmu, dimana usaha-usahamu bisa dihargai oleh masyarakat di sana.

“Aku ikhlas sepenuh hati beribadah kepada Tuhanku” —Meski pada akhirnya Tuhan tetap membenciku, meski pada akhirnya Tuhan tetap memasukkanku ke dalam neraka.

Bos… kalau keimanan, pengorbanan dan keikhlasanmu di dalam beribadah tetap tidak diakui oleh Tuhan, untuk apa kamu bersusah payah beribadah seperti itu??! Kamu itu bukan budak Tuhan! Kamu adalah hamba Tuhan! Kalau kamu tetap tidak dihargai seperti itu dan dianggap sebagai budak, maka mari kita bermaksiat saja bersama-sama sampai mati hahahahaaa…

“Aku ikhlas bekerja membanting tulang demi menyekolahkan anakku sampai ke tingkat setinggi-tingginya” —Meski pada akhirnya anakku tetap tidak menganggapku sebagai orangtua, meski pada akhirnya anakku tetap malas belajar dan malah sibuk berfoya-foya.

Anak macam apa itu? Buang saja! Aku yakin itu bukan anakmu. Karena dari segi perilaku saja dia sudah tidak mirip denganmu.

“Aku rela menerima kamu apa adanya” —Meski pada akhirnya kamu tetap merendahkanku dan menuntutku untuk menjadi sempurna sesuai dengan apa yang kamu mau.

Ini cewek pasti sedang terkena guna-guna.

“Aku rela melepaskan kamu kepada pria yang sedang kamu cintai” —Tidak peduli apapun yang akan terjadi padamu nantinya, itu sudah bukan urusanku lagi.

Pada dasarnya sejak awal kamu memang tidak mencintainya.

“Aku rela melepaskan keperawananku demi kamu tanpa mengharapkan pamrih apa-apa” —Aku tidak membutuhkan apapun dari kamu. Aku cuma ingin kamu mendapatkan keperawananku saja.

WOW! Mbak… bintang porno dan pelacur saja tidak sebegitu mudahnya menyerahkan lubang kebahagiaan mereka kepada sembarang laki-laki… Lah kamu???

Kamu mungkin adalah seseorang yang di dalam setiap perbuatannya selalu ikhlas kepada siapa saja dan ikhlas terhadap hasil apapun yang akan kamu terima meski tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Akan tetapi tetap, dalam lubuk hatimu yang paling dalam kamu pasti sempat berpikir bahwa pihak yang mendapatkan keuntungan dari pengorbananmu seharusnya juga melakukan sesuatu hal sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku darimu.

Kita membutuhkan respon positif dari apa yang telah kita korbankan, karena kita adalah manusia, bukan robot.

Setiap manusia pada dasarnya memiliki hak untuk membela dirinya ketika pengorbanannya tidak diganjar dengan respon yang setimpal. Bukannya tidak ikhlas, hanya saja ini adalah usaha kita untuk menujukkan bahwa kita adalah manusia, bukannya robot. Dan oleh karena itulah kita tidak bisa diperlakukan seenaknya!

Memiliki prinsip hidup untuk tetap ikhlas di dalam melakukan kebajikan demi orang lain tanpa mengharapkan sesuatu apapun memang adalah perbuatan yang paling mulia di mata siapa saja, termasuk di mata Tuhan. Kamu mungkin adalah seseorang yang sangat baik kepada orang-orang di sekelilingmu, akan tetapi kamu jahat kepada dirimu sendiri.

27 Agustus 2013

2 Komentar:

Top