Loading…

Bagaimana Introvert Memandang Dunia

Satu sampai dua lembar halaman mungkin tidak cukup untuk mengungkapkan isi hati, tapi mungkin beberapa hal di sini bisa memberikan sedikit gambaran dan bisa mengubah persepsi dalam diri masing-masing dari kalian mengenai kami.

Seminimal-minimalnya Aku bisa memiliki dua buah dunia yang mampu kunikmati di bumi ini. Hal itulah yang terkadang bisa memicu diriku untuk memiliki semacam kepribadian ganda. Memang sulit dipercaya tapi bagaimana cara kerja introvert memang seperti itu. Dalam hidup kami terdapat beberapa hal yang menyebabkan kami menghindar dari dunia nyata dan kemudian memutuskan untuk menciptakan dunia kami sendiri.

Kalau boleh jujur, sebenarnya kami sendiri merasa sangat ketakutan terhadap dunia yang berhasil kami ciptakan. Kami takut apabila dunia yang kami ciptakan tersebut akan membuat kami menjadi orang aneh atau bahkan gila. Atau, kalaupun kami tidak merasa menjadi orang yang aneh secara pribadi, maka kami masih tetap merasa takut apabila kami disebut-sebut oleh orang lain sebagai seseorang yang aneh/unik. Kami cukup bisa mengerti bagaimana cara kerja manusia normal. Pandangan mata, cara mereka mengkategorikan kami sebagai bentuk kepribadian yang lain dan cara mereka berkomunikasi dengan kami sudah cukup untuk memberi kami beberapa deret jawaban yang jelas mengenai apa yang mereka pikirkan tentang kami.

Sesuatu seperti perasaan-perasaan tidak diterima oleh lingkungan sekitar kurasa adalah satu contoh alasan yang cukup kuat yang pada akhirnya menyebabkan kami memutuskan untuk menciptakan dunia kami masing-masing. Untukku sendiri, pada awalnya Aku merasa bahwa dunia luarlah yang selama ini tidak menerima keadaanku dalam sudut pandang yang benar, tapi setelah kupikir-pikir kembali, sepertinya justru Akulah yang sebenarnya tidak bisa menerima cara berpikir orang-orang pada umumnya. Cara kami memandang dunia ini sudah terlanjur berbeda sejak kami dilahirkan, dan satu-satunya hal yang bisa kami lakukan di dunia untuk bertahan hidup adalah dengan mencoba untuk menciptakan sebuah dunia baru. Membangun lingkup dunia yang hanya bisa dimiliki oleh masing-masing pribadi seorang introvert, atau untuk masing-masing orang yang memiliki orientasi yang sama seperti kami. Semacam “tempat beristirahat”, yang bisa kami kunjungi kapan saja kami mau saat kami sudah mulai merasa letih dengan usaha kami untuk berpura-pura menjadi orang normal.

Hidup di dunia nyata itu melelahkan bagi kami. Kami merasa semua orang memandangi kami setiap waktu. Kami merasa seperti telanjang di depan umum, merasa seperti alien, seperti orang aneh yang memakai kostum Kamen Rider di taman bunga sambil menari-nari. Memang, dalam beberapa kasus kami masih bisa terlihat sama dengan orang-orang di sekeliling kami. Beberapa mungkin akan melihat kami sebagai orang-orang yang memiliki kepribadian pendiam atau murung, namun dari segi sikap, bisa dibilang sikap kami cukup wajar, bahkan sangat baik, yang pada akhirnya membuat kami lebih mudah didekati oleh orang-orang di sekeliling kami.

Aku mungkin tidak bisa menjadi seseorang sebagaimana orang normal pada umunya, tetapi setidaknya Aku masih bisa berakting seperti mereka.

Cara kami berpura-pura adalah sebuah usaha yang kami lakukan untuk menghargai keberadaan kalian di sekitar kami, sekaligus juga untuk memperkecil pandangan-pandangan negatif kalian mengenai kami. Baiklah, mungkin bukan pandangan yang negatif, hanya saja kami tidak nyaman dengan sudut pandang kalian mengenai kami. Kami hanya ingin kalian merasa leluasa dan bisa berkata seperti apa adanya, meski mungkin setengah dari kami hanyalah sebuah kepura-puraan.

Mengenai sifat asli kami bisa bermacam-macam, tergantung bagaimana orientasi kami terhadap dunia. Sifat asli kami, cara berbicara kami yang asli, cara kami tertawa dan marah yang asli biasanya akan muncul ketika kami berada di samping orang-orang yang sudah kami kenal dengan sangat dekat. Seperti keluarga, istri atau suami. Orang-orang yang sudah sepenuhnya kami percayai dan sudah lama dekat dengan kehidupan kami. Sebegitu dekatnya hingga kami sudah merasa tidak malu lagi untuk kentut di sekitar mereka.

Jangan kaget jika di balik sikap kami yang pendiam, di saat kalian sudah akrab ternyata kami berubah menjadi sangat cerewet, sampai-sampai kami mulai keceplosan mengatakan sesuatu yang bisa menyakiti hati orang lain. Sesuatu yang paling ingin kami hindari.

Setahuku, hanya ada satu penyebab yang memicu kita untuk tumbuh sebagai seseorang dengan kepribadian yang pendiam dan tertutup:

Orang-Orang Tidak Membicarakan Sesuatu yang Kita Suka

Pertanyaan kabar dan kesehatan seperti, “Apa kabar?” atau “Bagaimana? Sehat?”, bagi kami adalah sesuatu yang sangat terpola dan membosankan. Begitu pula dengan obrolan-obrolan kalian. Ketika kalian lebih banyak membicarakan mengenai apa itu bersemangat, apa itu pekerjaan, apa itu persahabatan, apa itu cewek dan apa itu gaya hidup, secara terpisah, dalam lubuk hati kami sebenarnya kami ingin membicarakan sesuatu seperti bagaimana intensitas semangat bisa berbeda-beda tergantung dari masing-masing pribadi sesuai dengan mentalnya, mengenai bagaimana pekerjaan bisa membuat seseorang menjadi tidak berkembang dan bisa mengubah mereka menjadi robot kota, mengenai orientasi cantik menurut kami, mengenai bagaimana ide kami dalam mengatasi masalah-masalah tersebut dan bagaimana pendapat kalian mengenai ide kami terhadap ini dan itu.

Tapi kami tahu bahwa hal-hal seperti itu terlalu membosankan untuk didengarkan, jadi kami membatalkannya. Rasanya seperti halnya ketika seorang anak kecil yang ingin menceritakan betapa dahsyatnya adegan film animasi yang barusan dia tonton kepada ayahnya, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menceritakannya. Semuanya sudah berada di dalam kepala tapi tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sementara saat itu sang ayah sedang sibuk membaca koran sambil merokok.

Dan kemudian kami menuliskannya.

Aku memiliki duniaku sendiri. Bukan dalam pengertian berada di dimensi lain, hanya saja apa yang Aku lihat di dunia ini sangat berbeda dengan apa yang kalian lihat. Semuanya terasa jauh lebih indah jika kalian melihat dunia melalui mataku.

Atau… sebaliknya, dunia akan terlihat jauh lebih buruk jika kalian melihat melalui mata seorang introvert dengan tipe yang lain.

Beberapa dari kami memiliki potensi menjadi orang yang berpengaruh dan bisa menyelamatkan dunia, serta memiliki prinsip yang sangat mulia terhadap masa depan dunia, dan beberapa mungkin adalah orang-orang dengan kepribadian yang buruk namun tidak terlihat. Mental, lingkungan dan cara orang lain di dalam menghadapi keunikan kami bisa saja mengembangkan orientasi yang buruk dalam diri kami kapan saja.

Kebanyakan kuyakini disebabkan oleh mental dan ilmu pengetahuan yang kurang. Orientasi seks misalnya. Seseorang dengan mental yang lemah akan larut dengan dunia yang dia ciptakan sendiri dan membuat semua wanita tampak sebagai “kantung cairan geli”. Mungkin itu yang bisa Aku gambarkan. Sehingga cara mereka memandang wanita akan sepenuhnya negatif. Mungkin mereka tidak akan pergi terlalu jauh, tapi orientasi tetap saja orientasi. Sewaktu-waktu bisa meledak, dan berakhir sebagai cikal-bakal lahirnya penjahat dan teroris-teroris baru. Butuh waktu lama untuk mengubahnya. Dan Aku percaya bahwa apapun yang membuat semuanya menjadi negatif disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan lemahnya mental. Mental yang lemah dan pengetahuan yang kurang akan menciptakan kualitas kesenangan dunia yang rendah dan rendahan. Pemecahan masalah membutuhkan ilmu pengetahuan. Memahami apa itu baik dan buruk juga membutuhkan ilmu pengetahuan. Dan menjadi orang baik bukan berarti hanya boleh mempelajari sesuatu yang baik saja.

Aku tidak ingin mengatakan bahwa Aku adalah orang yang baik. Hanya saja Aku punya beberapa bukti mengenai seberapa positifkah diriku terhadap lingkungan melalui cara mereka berkomunikasi denganku, yang kemudian membuatku semakin merasa nyaman dengan apa adanya diriku dalam salah satu jenis kepribadianku. Dan Aku juga tidak bisa mengatakan bahwa Aku tidak tahu apa-apa mengenai hal-hal yang negatif. Aku tahu banyak, dan beberapa mungkin sudah sangat gelap gulita! Aku tidak ingin membicarakan hal-hal negatif dalam pikiranku bahkan kepada orang-orang negatif sekalipun. Karena percaya tidak percaya, orang-orang negatifpun akan merasa kaget dengan apa yang kukatakan. Entahlah, mungkin karena Aku termasuk tipe orang yang jarang bicara sehingga apa saja yang keluar dari mulutku akan terasa sangat pekat dan sangat mengena, dimulai dari hal yang positif sampai yang negatif.

Akan tetapi, di luar itu ada semacam pola pada setiap bagian, segi, bahkan debu di dunia ini yang sangat sulit untuk kumengerti. Sesuatu hal yang biasa-biasa saja, namun membuat jantungku berdebar-debar. Sesuatu yang pada akhirnya tumbuh menjadi ide.

Mereka datang dari sesuatu yang amat kecil. Ah apa ya? Aku sulit menjelaskannya. Bahkan, sampai sekarang Aku masih belum bisa memutuskan pengertian yang jelas mengenai apa itu introvert, apa itu visualis dan apa itu cemerlang.

Aku seorang visual (seratus persen visual). Aku suka membaca, tapi Aku tidak suka mengingat detail-detail yang sudah kubaca. Aku lebih suka memindai. Aku masih sedikit kesulitan memandang mata orang lain, meskipun sejak Maret 2011 Aku merasa bahwa kekuranganku ini sudah mulai teratasi karena gemblengan yang terjadi dan sudah mulai bisa menatap mata orang lain saat sedang bicara.

Aku suka komik dan animasi. Aku suka kucing, dan terkadang Aku merasa bahwa mereka memikirkan sesuatu setiap kali Aku melihatnya. Aku sensitif terhadap warna. Aku tidak bisa menghafal angka. Aku tidak pandai bicara. Aku akan memikirkan langkah demi langkah mengenai apa yang akan Aku lakukan di hari-hari yang “spesial”. Sebuah hari dimana Aku keluar dari duniaku untuk bersikap seperti orang biasa. Dimulai dari baju apa yang akan Aku pakai, bagaimana posisi tangan saat Aku memegang, bagaimana caraku duduk, apa saja yang perlu kuingat dan kulihat untuk memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana, kata-kata apa yang harus kuucapkan ketika sudah berada di depan kasir pembayaran, bagaimana caraku mengeluarkan uang, di mana posisi uang besar dan uang kecil, bagaimana posisiku saat sedang mengambil uang dari dalam dompet, apakah Aku harus menundukkan kepalaku, atau berpura-pura menatap komputer kasir dan memastikan jumlah tunai pembayaran?

Aku bukan seorang perencana yang baik. Banyak hal yang kupikir cukup gagal, meskipun Aku merasa tidak keberatan dengan itu karena Aku sadar dengan apa yang Aku lakukan dan dengan apa yang menyebabkan hasilnya menjadi begitu. Beberapa mungkin karena masalah mental, dan terutama karena Aku berusaha untuk melakukan sesuatu yang sama sekali bukan diriku.

Aku memiliki beberapa idola. Kebanyakan perempuan. Beberapa yang lain adalah tokoh kartun. Aku mudah jatuh cinta. Aku punya tipe wanita idaman yang jelas. Aku suka wanita yang memiliki mata seperti ini, bibir seperti ini, rambut lurus sepanjang ini, bentuk paha seperti ini dan tinggi badan segini. Aku suka wanita yang berbicara sambil melihatku meskipun Aku tidak berani melihatnya. Aku pernah sesekali bertemu dengan wanita seperti itu, hanya saja Aku tidak pernah dan tidak akan pernah melanjutkan perasaanku itu. Kebanyakan karena usia mereka lebih tua dariku. Satu-satunya alasan yang membuatku suka dengan wanita seperti itu adalah karena mereka memiliki kemampuan untuk membaca pikiranku, dan Aku tidak bisa mengungkapkan sesuatu yang ada di dalam pikiranku sampai kapanpun.

Aku bukan tipe orang yang bisa menuruti apa saja yang diperintahkan bos. Jika Aku tidak setuju terhadap sesuatu, Aku tidak segan-segan untuk menolaknya dengan caraku. Yang sampai saat ini, sepertinya tidak pernah membuat bosku sakit hati. Mungkin karena Aku pandai membuat orang merasa bersalah, karena di saat yang sama Aku juga pandai untuk membuat diri sendiri merasa bersalah. Aku tahu apa itu seni membuat orang lain merasa bersalah dan bla… bla… bla….

Aku suka melihat matahari terbit atau memandang lautan. Itu disebabkan karena Aku jarang melihatnya. Duniaku berada di dalam pikiranku, dan Aku membutuhkan paksaan yang cukup besar dari dunia luar untuk membuatku keluar. Oleh karena itu, introvert harus tetap bisa disebut sebagai makhluk sosial. Karena mereka membutuhkan paksaan dari luar untuk memulai hal-hal besar. Aku juga suka dengan musim gugur, tapi karena Aku tinggal di Indonesia, mungkin kesukaanku itu hanya akan menjadi impian yang tidak akan pernah terwujud.

Orang bilang Aku tidak suka musik. Tapi sebenarnya Aku suka. Hanya saja Aku tidak begitu peduli dengan apa judulnya, apa liriknya dan siapa yang menyanyikan. Ketika Aku bilang suka maka itu sudah cukup.

Aku juga memiliki kecenderungan untuk mempelajari diri sendiri. Hal itu membuatku bisa menentukan orientasi apa yang selama ini tertanam di dalam tubuhku. Memutuskan bahwa seseorang merupakan introvert atau bukan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Ayahku adalah seorang ahli reparasi elektronik. Sekarang ayahku sudah tua dan sudah tidak lagi mengerjakan kesenangannya itu. Ibuku adalah seorang guru TK, dan Aku adalah salah satu mantan anak didiknya. Ketika Aku masih kecil, Aku berada di bawah bimbingan ibuku sepenuhnya. Sejak Aku bersekolah di TK, bisa dibilang Aku adalah salah satu anak yang paling sulit. Aku tidak pernah mau bernyanyi di depan kelas dan tidak pernah mau mengikuti perlombaan, karena sejak dulu Aku tidak suka dengan kompetisi dan tempat terbuka. Aku tidak suka dilihat. Aku juga tidak suka naik palang gantung, sesuatu yang biasa anak-anak gunakan untuk memanjat dan bergelantungan, karena Aku takut dengan ketinggian. Aku tidak pernah mau memanggil ibuku sendiri dengan panggilan ‘Bu Guru’ saat di seolah karena menurutku itu sangat tidak logis. Sampai sekarang, Aku masih mencari cara untuk bisa membanggakan kedua orangtuaku dan Aku masih tidak tahu bagaimana cara yang benar.

27 Januari 2013

2 Komentar:

  1. Membaca tulisan anda rasanya seperti melihat diriku. Hampir semua yang anda tuliskan ada pada diriku. Senang rasanya masih ada orang yang sama denganku. Terima kasih atas tulisan anda...

    BalasHapus
  2. sepertinya tulisan anda memang dan hampir mirip dengan kepribadian saya..

    BalasHapus
Top