Saya percaya dengan hukum karma. Namun jika dalam agama Saya istilah “karma” tidak diperbolehkan, maka Saya akan mengambil definisinya saja. Saya pernah tidak sengaja mendengar ibu Saya berkata kepada kakak Saya bahwa beliau percaya terhadap hukum karma. Beliau bilang, yang namanya hukum karma pasti ada. Suatu hari nanti pasti akan ada saat dimana kita bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dengan mata kepala kita sendiri, melihat orang-orang yang telah menyakiti kita akan mendapatkan perlakuan yang sama persis seperti apa yang terjadi pada diri kita, dengan tingkat rasa sakit yang sama atau bahkan lebih.
Balas dendam mungkin adalah perbuatan yang sangat kotor, tapi bagaimana jika yang melakukan hal tersebut adalah Tuhan? Bagaimana jika Tuhan menginginkan kita untuk melihat seseorang menjadi hancur sampai kita merasa puas?
Bakat alam. Salah satu keuntungan menjadi seorang introvert dan indigo adalah bahwa alam berpihak kepada kita. Ketika kita tidak bisa mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu kepada seseorang yang sangat ingin kita nasihati atau ingin kita marahi, maka alam akan membantu kita dengan cara memindahkan isi hati kita ke dalam jiwa orang lain, sehingga orang lain tersebut akan mengatakan apa yang sebenarnya ingin kita katakan dan melakukan apa yang sebenarnya ingin kita lakukan kepada semua orang, sampai pada akhirnya seseorang yang benar-benar menjadi target kita tersebut akan mendengarnya dan merasa tersinggung karenanya.
Tapi apakah mereka tahu bahwa yang barusan dikatakan/dilakukan oleh “orang lain” tersebut sebenarnya berasal dari isi hati kita? Berasal dari uneg-uneg Saya? Pada umumnya mereka tidak tahu.
Saya sudah beberapa kali mengalami itu. Beruntungnya, kebanyakan uneg-uneg yang terpendam dalam diri Saya berpindah ke dalam ucapan-ucapan dosen yang sedang mengajar. Rasanya aneh, tapi mau tidak mau Saya harus percaya bahwa… selama ini apa yang Saya anggap benar ternyata memang benar-benar benar.
13 Mei 2015
2 Komentar
Bayu Handono
Kalo kata ustazah umi yuyun (acara rumah uya kuya di Trans7), di agama islam itu tidak ada yang namanya karma atau kualat, tapi yang ada adalah sebab akibat.
Kalo dikaitkan dengan ayat quran, ada di surat al zalzalah kalo gak salah yang bunyinya,
“Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar biji zarah maka akan dapat balasannya, dan barangsiapa berbuat keburukan sebesar biji zarah maka akan dapat balasanya juga.”
Taufik Nurrohman
@Bayu Handono — Saya nggak terlalu ngikut acaranya Uya Kuya yang sekarang mas, banyak kontroversi sama rekayasanya soalnya. Beda banget sama masa-masa Uya Kuya pas main di acara hipnotis dan saat jadi mata-mata orang pacaran dulu. Mungkin manajemennya sekarang udah beda.