Saya bisa memaklumi orang-orang yang melakukan kejahatan kepada Saya selama mereka memiliki tujuan untuk itu. Sebagai contoh, wajar jika seseorang berusaha menjatuhkan Saya karena mereka ingin lebih unggul dari Saya, atau seseorang yang berusaha menyakiti hati Saya atas dasar keinginan untuk balas dendam karena mungkin dulu Saya pernah menyakiti hatinya. Akan tetapi seseorang yang menyakiti hati orang lain tanpa alasan yang jelas adalah tidak bisa dimaafkan. Saya tidak mengerti sebenarnya apa yang salah dengan Saya? Apa salah Saya kepadanya?
Sebaliknya, berbagai kebaikan dan pengorbanan yang telah Saya lakukan kepadanya secara tulus justru dianggap angin lalu begitu saja. Kini, semuanya terbalas dengan air tuba. Saya itu orangnya tidak bisa dibohongi. Kamu bisa saja berpura-pura bahagia di depan semua orang, tapi tidak di depan Saya. Sebelumnya Saya sudah pernah bilang bahwa yang namanya hukum karma pasti berlaku. Dan sekarang Saya sedang melihatnya…
Mau bagaimana lagi, seseorang yang dulu pernah ingin Saya buat bahagia justru kini lebih memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri. Saya benar-benar kecewa berat dengan keadaan dia yang sekarang. Jujur saja, Saya lebih suka dengan dia yang dulu dibandingkan dengan dia yang sekarang. Semuanya kini berubah 180 derajat. Dia yang sekarang sudah tidak peka lagi dengan perasaan orang lain. Dia yang sekarang sudah makin pandai berbohong. Berbohong kepada dirinya sendiri. Membohongi perasaannya sendiri.
Padahal sejak awal Saya sudah memperingatkannya secara baik-baik tapi rasa kepedulian dan kekhawatiran Saya ternyata memang tidak pernah dia hargai. Dan lihatlah dia sekarang! Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Sedih sekali Saya melihatnya. Saya merasa sudah tidak bisa menyelamatkannya lagi.
5 Juni 2015
1 Komentar
Lukman Fitrianto
“Law of Attraction” Mas,
terima kasih pada Tuhan telah menghadirkan mereka ke dalam kehidupan kita,