Loading…

Jaringan Kentut

Green Keyboard

Seringkali kita dihadapkan pada dua faktor pemberatan mental. Kebanyakan itu disebabkan bukan oleh kesalahan yang kita buat. Ada seseorang, dia adalah pihak superior yang bisa dibilang sangat kita butuhkan. Dan untungnya, saat itu kita tidak perlu lagi merepotkan atau lebih tepatnya mempermalukan diri untuk meminta. Meminta pertolongan.
Sebuah kalimat, yang biasa orang-orang baik katakan kepada kita, “Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Jika suatu saat terjadi masalah lagi, jangan ragu-ragu untuk meminta bantuanku.”

Tiba-tiba kata-kata itupun menghilang. Mungkin karena kesbukan atau yang lainnya, namun bahkan kendatipun tak ada kesibukan dalam hidup, kuyakini dengan pasti bahwa tidak akan ada seorangpun di situasi ini yang sanggup memenuhi permintaanku. Mengenai permasalahan-permasalahan ganjil yang terjadi di sini. Seolah tak ada lagi takdir yang pasti akan ilmu pasti seperti apa yang Tuhan ajarkan kepada kita.
Umumnya, hanya akan ada dua jawaban di masa depan. “Ya” dan “Tidak”, “Bisa berlanjut” atau “Cukup sampai di sini”. Namun yang terjadi di sini adalah “Bagaimana ya? Pikir-pikir dulu”.
Sebuah keadaan di saat kita ingin berlari dari himpitan keapesan yang memojokkan, keapesan yang semata-mata tidak diasali dari diri kita, namun dari dunia, lingkungan dan mungkin juga doktrin-doktri Gaia yang lebih mengerti akan kesalahan-kesalahan segelintir orang di sekeliling kita dibandingkan diri kita sendiri.

Pada saat itu kuputusklan untuk berlari. Ya, benar-benar berlari. Bukan untuk menghindari masalah, namun untuk menghindari penyebaran masalah yang terjadi padaku merambat lebih jauh lagi menuju orang-orang yang biasa melindungi kejanggalan-kejanggalan kami. Hal-hal seperti ini memang sudah tidak selayaknya lagi dibiarkan berlanjut. Membiarkan mereka, sesuatu yang tidak berwujud untuk tertawa di dalam ruang kosong tak berpenghuni, merupakan sesuatu yang tidak lagi dapat ditoleransi. Ini adalah persaingan. Dan ini, sama sekali bukan rumah kalian.
Ini rumah kita.
Mulai sekarang, ini adalah gedung kita bersama.

Ada dua hal yang selalu sulit kita hadapi. Permasalahan yang berdiri di atas kita, dan keteguhan diri untuk berusaha bangkit sendiri, tidak melibatkan orang lain. Karena beberapa dari kita mungkin sudah berpengalaman terhadap sulitnya mendapatkan bantuan kembali di saat semua mata dunia mengira bahwa kita adalah orang-orang yang tidak becus menjaga sistem baik-baik. Sebuah hal yang mustahil namun kerap kali menjadi kenyataan, bahwa dalam waktu semalam, sesuatu yang tadinya sudah beres kini kembali hancurrr!!!

Sebuah jaringan, mungkin memang harus dibangun dengan mesin-mesin yang baru, bukannya dari kabel-kabel tua yang terkadang putus terkadang kentut. Sebegitu kentutnya hingga ketika kita berkomunikasi dengannya, maka perasaan yang timbul agaknya lebih mirip seperti halnya di saat kita sedang berbicara dengan monyet. Alih-alih mendapatkan jawaban malah mendapatkan pukulan-pukulan dahsyat karena dia mengira barusan Aku menghina istrinya dengan menyebut dia sebagai monyet.

Walaupun… ya, mungkin memang sedang episodenya begini. Entah mengapa Aku masih bersikeras untuk tidak berpindah. Apakah ini yang mereka sebut sebagai mengikuti hati nurani? Ataukah ini, yang mereka sebut sebagai titik balik sebuah trauma?

27 September 2011

6 Komentar:

  1. hmmm, kabel2 tua yg putus bisa kentut,,agak2 dalem nih pemahamannya cukup menyimak sj ya sob,,salam sahabat,, media followny gak kliatan ya

    BalasHapus
  2. lumayan bikin otak cenut-cenut n pala pusing baca postingan ini -_-" entah karena saya yang kurang bisa masuk ke HATI-nya tulisan atau emang bener2 tulisannya ngawur, yang jelas semakin ingin dimengerti malah semakin puyeng, ini mah yang ngerti yang nulis sendiri..

    BalasHapus
  3. @al kahfi: kalau mau follow ada tuh, di menu drop down

    BalasHapus
  4. udah dibaca --'

    WAHAHA kirain bener2 mw ngeposti tentang KENTUT. puisi, or cerpen kentut gitu...ternyata oh ternyata.....zehahaha sonice

    BalasHapus
  5. wah..... problem di dunia kerja yach mas ?

    BalasHapus
Top