Tingkat prestasi setiap mahasiswa di mata institusi tergantung pada visi dan misi dari institusi itu sendiri, bukan dari seberapa gigih mereka belajar untuk menunjukkan prestasi yang membanggakan bagi semua pihak. Kalian tidak perlu berusaha sekeras itu untuk bisa menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi. Yang perlu kalian lakukan hanyalah mengikuti visi-misi mereka, dan melupakan visi-misi kalian.
Saya harap kalian berada dalam posisi yang menguntungkan dimana visi dan misi kalian ternyata cocok atau selaras dengan visi dan misi dari institusi masing-masing. Yang berarti bahwa kamu tidak melakukan sesuatu dengan terpaksa. Yang berarti bahwa kamu tidak salah jurusan. Karena akan menjadi ironi ketika kamu terlanjur berusaha terlalu keras untuk bisa menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi, namun ternyata visi dan misi kamu tidak selaras dengan visi dan misi dari institusi.
Institusi pada dasarnya tidak pernah membutuhkan mahasiswa dengan nilai akademis yang ‘wah’. Mereka hanya membutuhkan orang-orang yang sepaham dengan tujuan mereka, dengan harapan dapat memperoleh lebih banyak lagi orang-orang yang seperti itu, dengan begitu visi dan misi mereka bisa lebih cepat tercapai.
Organisasi adalah perkumpulan, dan mereka tidak semata-mata mengumpulkan orang-orang yang pintar. Mereka mengumpulkan orang-orang yang mau, yang sepaham, untuk membentuk dan memperkuat identitas organisasi. Kepintaran hanyalah tolok ukur paling dasar untuk menimbang-nimbang gambaran ke depan, karena organisasi akan cenderung lebih percaya kepada orang-orang pintar dibandingkan dengan komunitas rata-rata. Mereka percaya bahwa orang-orang pintar akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dibandingkan dengan yang lain. Mereka percaya bahwa orang-orang pintar akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan alur kehidupan institusi; dengan visi dan misi institusi.
Saya temukan sudut pandang seperti itu sepanjang Saya menjalani masa-masa kuliah Saya. Hingga wisuda kemarin, Saya melihat bahwa semisal ada sepuluh orang mahasiswa dengan predikat cumlaude, maka mahasiswa dengan peringkat tertinggi ternyata tidak selalu otomatis berada dalam posisi yang membanggakan pula bagi institusi tersebut. Justru, para mahasiswa dengan predikat dua atau tiga tingkat lebih rendah dari yang tertinggi malah tampak lebih menonjol dibandingkan dengan peringkat pertama hanya karena mereka lebih aktif megikuti kegiatan di kampus. Dari situ Saya bisa melihat bahwa bukan cuma prestasi yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, melainkan juga pengabdian: kontribusi kepada sesama. Yaitu menggunakan ilmu yang diperoleh untuk menghasilkan manfaat bagi orang banyak, bukannya menyerap segala ilmu yang ada dari institusi untuk kepentingan diri sendiri dan kemudian pergi.
Saya mencoba menggeneralisasikan istilah ‘institusi’, ‘perusahaan’, ‘lembaga’ dan ‘organisasi’ sebagai ‘organisasi’ saja, yaitu sekumpulan orang dengan identitas dan visi-misi yang sama. Melalui sudut pandang ini, Saya harap kamu yang selama ini memiliki prestasi di bawah rata-rata tidak lagi merasa berkecil hati karena mungkin prestasimu yang buruk tersebut terbentuk bukan karena kamu bodoh atau tidak kompeten, melainkan karena kamu memiliki semangat dan visi-misi yang berbeda dengan institusi.
Dan Saya harap, para mahasiswa dengan prestasi di atas rata-rata tidak kemudian terjebak dengan kebiasaan buruk membanding-bandingkan betapa besarnya prestasi yang dimiliki dengan seberapa besar prestasi yang perlu suatu lembaga capai untuk memenuhi kriterianya ketika menerima berbagai tawaran kerja. Sebagai mahasiswa berprestasi, harusnya kamu lebih berpikir tentang bagaimana caranya untuk berkontribusi, bukannya malah menuntut gaji yang besar dan sikap yang berbeda dari sesama hanya karena merasa telah memiliki standar di atas rata-rata.
Selalu ingat bahwa organisasi tidak memerlukan orang-orang yang pintar, mereka memerlukan orang-orang yang mampu dan mau menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.
17 November 2017
2 Komentar
Salim
Selamat wisuda Mas, btw. Hehe...
Taufik Nurrohman
@Salim — Iya mas, sama-sama.