Belakangan ini ayah Saya sudah tidak lagi melakukan aktivitas yang berhubungan dengan reparasi alat-alat elektronik. Ayah Saya sudah tua, dan sudah sering sakit-sakitan. Badannya juga sudah makin kurus. Ibu dan kakak Saya yang melarangnya. Walaupun begitu tetap saja masih ada beberapa tamu yang datang ingin memperbaiki alat/barang elektronik mereka yang rusak. Setiap hari!

Sebenarnya kasihan juga mereka, karena setiap kali datang selalu saja mendapat penolakan-penolakan, walaupun terkadang mau tidak mau harus diterima juga karena si tamu ini orangnya memaksa. Tamu-tamu langganan biasanya. Yang paling kasihan adalah pelanggan-pelanggan yang sudah tua, yang kalau jalan saja sudah kaya kura-kura. Mereka datang ke sini untuk memperbaiki radio kesayangannya. Radio yang dari kayu sama triplek. Radio seperti itu ternyata masih ada!
Sedih kalau denger mereka bilang bahwa hiburan satu-satunya ketika sudah tua adalah radio. “Kalau tidak ada radio ya nganggur.” Saya bener-bener nggak kebayang kalau seandainya nanti Saya jadi kakek-kakek.
Ayah Saya selalu bilang kepada mereka bahwa masalahnya bukan ada di radio yang rusak. Radionya tidak rusak. Gelombangnya yang sudah tidak ada.
Kalau Saya pikir-pikir masuk akal juga. Ini kan sudah berpuluh-puluh tahun, pasti stasiun radio yang dulu pernah eksis sekarang sudah tidak ada lagi. Mungkin karena pemiliknya sudah tua, sudah meninggal, atau sudah pensiun seperti ayah Saya. Tapi tetap saja, si kakek sama nenek ini masih tidak percaya juga! Susah ngomong sama orang yang sudah tua. Mau dihalusin nggak dipercaya, mau dibentak nanti kualat. Serba salah!
Tamu yang paling menyebalkan adalah tamu yang tidak mau tahu. Mereka datang, minta ayah Saya memperbaiki barang elektronik mereka. Lalu ayah Saya bilang kalau dia sudah tidak bekerja lagi karena sudah capek dan sudah sepi. Kemudian si tamu ini bakal bilang, “Ah yang bener…???”
Duesssss!!!!! Hiaaaaaatttt!!!! Ciaaaaattttt!!!! Wuuuzzzz!!!! Orang-orang macam begini memang kudu ditendang dengan keras! Orang introvert itu mudah tersinggung sama kata-kata seperti itu! Itu kata-kata yang meremehkan! Dan juga sekaligus memberikan kesan bahwa mereka tidak pernah peduli dengan jawaban dari lawan bicaranya! Mereka cuma peduli kepada ingatan mereka saja yang mengatakan bahwa lawan bicaranya itu setahu dia tidak seperti itu. Itu egois! Dasar sok tahu!
“Assalamualaikum pak, bagaimana kabarnya? Ini Saya datang ke sini mau mbenerin televisi bisa gak pak?”
“Waalaikumsalam. Wah, Saya sudah lama tidak bekerja lagi. Saya sudah tua, sudah malas mikir, gampang capek juga.”
“Ah, masa sih?! Nggak percaya Saya.”
HIIIIIAAAAAATTTTTTTT
CIIIIIAAAAAATTTTTTTT
KAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.......
MEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.......
HAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.......
MEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.......
HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!
10 Agustus 2014
0 Komentar