Saya akhirnya memahami apa makna dari ucapan basmalah bersamaan dengan kesadaran Saya akan ketidakmampuan Saya dalam mengikuti pendidikan olahraga. Dulu, ketika Saya masih sekolah, guru-guru olahraga Saya merasa sangat heran dan mungkin juga malu bercampur kecewa oleh karena melihat Saya yang sangat idiot. Karena bahkan untuk menendang bola sepak saja Saya tidak bisa! Peristiwa ini berlangsung sejak Saya masih berada di tingkat sekolah dasar (madrasah) sampai Saya masuk ke tingkat sekolah menengah atas (kejuruan). Mungkin ini akan terus berlanjut hingga Saya kuliah dan kerja seandainya pendidikan olahraga berhasil masuk ke dalam kurikulum wajib disiplin ilmu.
Seluruh guru olahraga yang mengajari Saya selalu menunjukkan respon yang sama dengan bagaimana cara Saya mengikuti didikan mereka. Saya sudah cukup berusaha, bahkan dengan belajar lompat-lompat dan menendang bola kertas di dalam rumah, belajar lompat jauh, belajar kayang, angkat beban. Semua itu Saya lakukan tanpa sepengetahuan orang lain. Tekad Saya saat itu hanya bahwa Saya ingin dianggap sama dan sederajat dengan teman-teman Saya yang lain. Tapi mau bagaimana, alergi sosial memang telah mempengaruhi segalanya.
Hingga Saya cuma bisa pasrah dan sekedar ikut saja dengan setiap materi pelajaran yang ada tanpa banyak protes. Sampai kemudian tiba saatnya Saya harus menendang bola, tolak peluru atau lompat jauh… Saya mengucapkan kalimat basmalah dalam hati.
Dan hasilnya?
Hasilnya Saya tetap gagal. Dari situ Saya sadar bahwa makna ucapan ‘basmalah’ itu tidak sama dengan makna ucapan ‘simsalabim’. Kalimat basmalah itu bukan kalimat mantra yang mampu mengabulkan setiap kehendak manusia. Kalimat basmalah hanyalah sebuah ucapan untuk menyatakan bahwa Saya berharap agar segala perbuatan yang Saya lakukan di dunia ini dapat dilihat oleh Allah SWT, untuk mendapatkan pertolongan jika diperlukan; yang paling utama adalah untuk memberikan peringatan kepada diri Saya sendiri, mengenai Saya yang tidak memiliki daya untuk mengubah sesuatu hal tanpa adanya kehendak dan campur tangan dari Allah SWT.
Ketika kamu berhasil mengucapkan basmalah dengan benar, harusnya akan timbul efek yang sama secara fisik dan mental seperti saat kamu sedang memperjuangkan sesuatu yang sulit demi keluarga atau kekasih.
2 Agustus 2018
1 Komentar
Bayu Handono
Saya pernah nulis, “Ikhlas itu bukan di awal tapi di akhir.” Makna dari bismillah itu bukan supaya berhasil tapi supaya diridoi. Beribadah itu bukan mutlak supaya bisa masuk surga, tapi menunjukan bahwa kita itu bukan apa-apa dan kita itu sebenarnya tidak ada.
Jangankan buat mahami seluruh ajaran agama. Kalo mau melajari makna “bismillah”, seumur hidup manusia gak akan pernah beres buat nyelesein makna dari “bismillah” saja.
Saya juga waktu SD lumayan bisa maen bola, semakin ke sini malah semakin gak becus dalam olahraga. Tiap olahraga SMP dan SMA cuman ngeliatan orang main bola, saya-nya cuman diem saja.