Indigo tidak (mungkin belum) diakui dalam psikologi, karena tidak ada standar khusus untuk menentukan apakah seseorang itu indigo atau bukan. Kalaupun ada, penilaian tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Jadi wajar saja kalau orang lain bisa begitu bebas menginterpretasikan indigo itu seperti apa. Bahkan orang-orang yang bukan indigo malah jadi ikut-ikutan sok mengaku kalau dia itu indigo cuma karena merasa kepribadian diri lumayan mirip dengan kepribadian orang-orang indigo yang katanya keren itu… yang punya kemampuan super seperti di film-film. Padahal aslinya itu orang cuma sedang krisis identitas, jadinya dia memutuskan untuk melabeli diri sebagai indigo, sebagai dalih untuk membenarkan kesalahan-kesalahan hidup yang telah dia lakukan, seperti ketidakmampuannya dalam bersosialisasi, ketidakmampuannya dalam merawat gigi, cara pandang akan kekurangan fisik pada diri sendiri dan lain sebagainya. Ini juga berlaku untuk label-label kepribadian yang lain seperti introvert, autis, LLI, ADHD dan sebagainya. Untuk kalian yang sudah terlanjur nyaman dengan label-label tersebut, Saya harap kalian (begitu pula Saya) bisa introspeksi diri apakah label yang kalian ambil itu adalah asli atau hanya obsesi dari angan-angan kalian saja.
Semakin ke sini, Saya jadi semakin paham dan akhirnya Saya dapat merasakan kenyamanan dengan istilah gifted children dan bukan dengan istilah indigo.
Masih jarang orang indigo di Indonesia yang hobi menulis atau menggambar terkait dengan keindigoannya. Kalaupun ada, kebanyakan cuma mengeluh ini-itu seperti remaja labil. Kalau saja kalian bersedia mengekspresikan diri dengan karya, kita semua mungkin bisa lebih mudah memahami. Dengan begitu, orang-orang awam juga tidak akan mudah ditipu atau tertipu oleh orang-orang yang hanya ingin mencari perhatian saja. Orang-orang yang salah paham dengan identitas dirinya juga akan segera tersadar akan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya, sehingga persepsinya terhadap kepribadian diri yang sudah terlanjur salah tidak akan berlanjut lebih lama lagi.
Jika kamu sedang membaca tulisan ini dan kamu mengaku indigo, dan kamu juga mengaku mampu melihat hantu, Saya ada satu pertanyaan yang ingin sekali Saya tanyakan sejak dulu: Jika kalian mampu melihat hantu, mengapa kalian tidak menggambar hantu dan memperlihatkan gambaran-gambaran tersebut kepada kita? Karena bagi Saya memberikan gambaran secara lisan itu multi-persepsi, dan oleh karena itu setiap orang bisa menghasilkan gambaran yang berbeda-beda. Seperti yang Saya ungkapkan di paragraf pertama bahwa istilah indigo sangat sulit untuk diakui dalam sains karena kita masih belum memiliki instrumen medis khusus untuk mengetahui apakah seseorang itu indigo atau bukan.
Mau bahas apa lagi? Foto kirilian? Saya masih terbuka dengan semua masukan, karena Saya masih penasaran.
16 April 2018
0 Komentar