Kalau boleh jujur, sebenarnya Saya tidak suka dengan lingkungan rumah sakit. Kesan pertama saat menjalani praktik tahun lalu, yang Saya rasakan di dalam rumah sakit adalah sesak napas, sumpek, tegang dan bingung. Keadaan seperti itu membuat Saya menjadi tidak semangat dalam bekerja. Suhu ruangan tertutup membuat Saya berkeringat, dan berkeringat membuat Saya stres.
Selain itu, kebanyakan orang yang memilih untuk datang ke rumah sakit tentunya adalah orang-orang yang punya uang, walaupun ada juga yang terpaksa untuk mencari pinjaman agar tampak seperti punya uang. Kondisi seperti ini akan menciptakan sudut pandang yang tidak sehat dari sisi pasien ketika kita sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka, karena mereka tidak mau tahu dengan kondisi fisik dan mental kita sebagai seorang perawat saat menghadapi mereka dengan alasan bahwa mereka sudah membayar kita.
Orientasi hubungan manusia sebagai Konsumen–Produsen adalah orientasi yang sudah begitu lama tidak Saya sukai. Hal ini juga yang sebenarnya telah memicu Saya untuk memilih melanjutkan proyek kode sumber terbuka Saya dibandingkan dengan melanjutkan kegiatan Saya memberikan jasa pembuatan proyek kode sumber tertutup secara komersial.
Kembali ke soal rumah sakit. Akhir-akhir ini ada satu materi keperawatan yang cukup Saya sukai, yaitu mengenai KGD. Setiap kali Saya mendalami mata kuliah tersebut, selalu yang ada di dalam bayangan Saya adalah bahwa bekerja di lapangan dengan kondisi yang serba panik dan mendesak akan membuat Saya tampak sebagai Power Ranger. Seolah tidak ada lagi yang namanya SOP. Tidak ada lagi fase orientasi dan terminasi. Tidak ada lagi basa-basi semacam: “Selamat pagi pak! Perkenalkan, Saya perawat Taufik yang bertugas untuk merawat Bapak pada siang ini dan bla… bla… bla… bla…”
Tai.
Materi keperawatan lain yang Saya sukai adalah Keperawatan Jiwa. Karena untuk menjadi seorang perawat jiwa, kemampuan kita dalam menyuntik dan sejenisnya menjadi tidak begitu diperlukan lagi. “Kita hanya perlu menggunakan hati,” begitu kata bu Ririn. Selain itu, ada juga satu alasan pribadi yang membuat Saya tertarik dengan profesi sebagai seorang perawat jiwa: karena dengan melihat kondisi mental pasien yang serba tidak normal akan membuat Saya merasa sebagai orang yang normal.
Sekian.
4 Maret 2016
0 Komentar
Mirip