Lepas Kandang

Dosen bilang pelaksanaan praktik PKK II ini adalah pertanda bahwa sudah tidak akan ada lagi perkuliahan di kelas untuk waktu yang tersisa ke depan. Sampai wisuda nanti, kami semua akan benar-benar dilepas di Rumah Sakit. Datang ke kampus paling dua sampai tiga kali untuk evaluasi dan bimbingan saja.

Rasanya lega, meski Saya tahu bahwa kondisi ini dapat dipastikan akan membuat hubungan pertemanan kami semua menjadi makin renggang, hari demi hari. Sebuah grup kelas yang dibuat di media sosial yang dulu sering kami gunakan untuk berdiskusi dan memaki-maki dosen dari belakang kini telah sunyi senyap. Teman-teman yang dulu Saya kenal aktif membuat status di media sosial sekarang sudah makin jarang terlihat. Semua orang kini sibuk dengan urusannya masing-masing. Terpecah menjadi beberapa kelompok besar, yang kemudian dipecah lagi menjadi beberapa kelompok kecil, yang kemudian dipecah lagi menjadi beberapa individu, yang kemudian dipecah lagi terus sampai remuk. Berpencar dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit yang lain.

2016-06-23-14-10-51
2016-06-23-14-11-18
2016-06-23-14-11-50
2016-06-23-14-13-06
2016-06-23-14-13-25

Saya tergabung ke dalam sebuah kelompok yang bisa dibilang cukup aman. Tidak ada seorang pun di sini yang teridentifikasi memiliki masalah dengan Saya, terutama secara emosional. Semuanya baik-baik saja, tidak ada yang pernah membuat Saya trauma. Orang-orang yang telah membuat Saya trauma kini terpisah cukup jauh dari Saya dan itu membuat Saya merasa makin lega, meski Saya tahu bahwa kita pasti akan bertemu kembali seminimal-minimalnya saat wisuda nanti. Tuhan telah mengkondisikan keadaan Saya sedemikian rupa hingga seperti ini adanya. Saya tidak memiliki kemampuan untuk mengubah bahkan sekedar menolaknya. Yang bisa Saya lakukan sekarang hanyalah menjalaninya.

Semua orang kini sibuk dengan urusannya masing-masing.

Hubungan pertemanan yang dulu retak kini tak lagi bisa disatukan. Tuhan tidak mengizinkan Saya untuk memperbaiki segalanya. Saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk dapat kembali menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang yang (mungkin, secara tidak sengaja) telah menyakiti hati Saya, betapa pun besar lubang dalam hati Saya yang masih menganga sampai detik ini. Saya hanya berusaha dewasa dan ikhlas, akan tetapi, ketika Tuhan tidak menghendaki itu maka tidak akan ada yang bisa Saya ubah. Semuanya sudah terpaku dalam satu jalan cerita yang tidak bisa diubah-ubah lagi keadaannya. Seperti sejarah yang telah lalu, yang seolah dapat Saya lihat sebelum itu terjadi. Saya, tidak bisa mengubah takdir.

Hari ini jam 00:49 WIB, Saya masih berada di ruang VK. Jaga malam sendirian, bersama beberapa orang bidan yang beberapa tertidur pulas dan beberapa masih terjaga, tersiap menunggu lahirnya bayi-bayi baru. Para calon ibu yang sejak pagi tadi terkulai lemas di bangsal kini terdengar merintih saja sepanjang malam, sakit perut karena kontraksi dalam rahim mereka yang terpacu oleh oksitosin.

Saya tidak mengantuk. Saya hanya berharap, pikiran-pikiran negatif Saya tidak melayang-layang lagi di sekitar kepala Saya. Untuk sementara, Saya telah berhasil memasuki lingkungan yang baru. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

19 Juni 2016