Hari pertama Porseni telah selesai dilaksanakan. Di sini Saya ikut menjabat sebagai panitia lomba komik pendek (comic strip) yang perlombaannya baru saja selesai dilaksanakan pada siang tadi sekitar pukul 13:00. Dan pada saat yang bersamaan, Saya juga ikut menjadi salah satu peserta dalam lomba tersebut untuk mewakili kelas Saya. Maklum, tidak ada orang di kelas Saya yang mau mengikuti perlombaan ini karena tidak ada yang bisa menggambar komik.
Beruntung ada si Imas, mahasiswi semester satu yang masih sangat polos, asalnya dari Magelang, dari program studi S1 Keperawatan yang telah banyak membantu pekerjaan Saya di sini. Kebiasaannya yang suka nonton anime itu sampai-sampai terbawa ke kehidupan sehari-hari. Beberapa kali Saya melihat dia berpamitan dengan cara yang sama seperti bagaimana orang-orang Jepang berpamitan: dengan membungkukkan badan. Walaupun orangnya tidak terlalu aktif dan gampang bingung, tapi bekerja satu tim dengan dia serasa seperti sedang bekerja dengan adik Saya sendiri 1 Saya juga akan ikut lomba lagi di hari berikutnya. Kali ini lomba lukis anatomi. Sama seperti tahun kemarin. Rencananya Saya mau menggambar anatomi sistem pencernaan saja yang tidak terlalu rumit.
Berubah
Tifani sudah tahu mengenai keberadaan buku harian ini. Tidak ada yang berubah semenjak hari itu. Pada awalnya Saya ingin meminta Tifani untuk memberitahukan tentang keberadaan buku harian ini kepada mereka, orang-orang yang paling Saya benci di muka bumi ini. Akan tetapi, melihat kondisi mental dia yang masih belum bisa move on dari adiknya yang meninggal dunia beberapa tahun silam membuat Saya memutuskan untuk membatalkan niatan Saya meminta bantuannya.
Saya sudah membayar hutang Saya ke dia karena telah memintanya untuk membaca buku harian ini dengan memberi dia cokelat. Dan karena sesuatu hal di sore hari tadi, sepertinya Saya jadi punya satu hutang lagi, yaitu untuk menggambarkan dia tokoh kartun Pororo. Tapi itu tidak masalah. Ada beberapa hal yang berubah dalam diri Saya semenjak beberapa hari ini Saya mengikuti kepanitiaan lomba-lomba Porseni di kampus:
Sepertinya Saya jatuh cinta lagi. Sepertinya.
Bukan, bukan sama si Imas. Ini adalah orang yang berbeda.
10 Desember 2015
Ngomong-ngomong, Saya tidak punya adik.
1 Komentar
Wachid Rahman
Salah satu hal yang paling Saya takuti dalam hidup adalah menyimpan suka kepada mereka yang Saya anggap sahabat baik.
Mungkin karena rasa tidak ingin kehilangan yang sudah kelewat batas, Saya lebih memilih untuk tidak mengungkapkan perasaan Saya, karena resiko yang terlalu besar.
Bagi Saya menjadi pengagumnya sudah cukup, dari pada harus menjadi kekasihnya tapi hanya sementara.
Mirip