Semoga Berhasil

Aku sangat jarang mengucapkan kata-kata motivasi semacam “semoga sukses” pada diri sendiri, meski itu hanya berada dalam hati. Aku merasa efeknya akan lebih sakit kalau gagal. Sebaliknya, sejak Aku memiliki perasaan takut itu, Aku jadi lebih suka mengucapkan kata-kata “semoga berhasil” dibandingkan dengan kata-kata “semoga sukses”. Karena keberhasilan itu memiliki makna yang lebih tegas dibandingkan dengan kesuksesan, meski keberhasilan tidak selalu berarti memiliki kabar akhir yang gembira.

“Berhasil” berasal dari kata “hasil” yang diikuti oleh awalan “ber-”. “Ber-hasil” artinya “berakhir dengan hasil” atau “memiliki hasil” atau “mengandung hasil” atau “memperoleh hasil”. Akan tetapi hasil itu sendiri tidak selalu memiliki arti sebagai “berakhir dengan sesuatu yang baik”, sesuatu yang sukses. Hasil juga bisa berakhir pada sesuatu yang buruk. Berhasil, bisa memiliki arti berhasil baik maupun berhasil buruk.

Terkesan plin-plan, akan tetapi Aku merasa lebih nyaman dengan cara pandang seperti itu. Karena yang paling Aku anggap penting selama ini adalah mengenai ketegasan. Aku tidak peduli dengan cita-cita kesuksesan jika kata “sukses” itu sendiri pada kenyataannya tidak pernah kuketahui apa maknanya. Sukses, sukses yang seperti apa? Aku tidak tahu. Sehingga Aku mengubahnya dari istilah “kesuksesan” menjadi “keberhasilan”. Ketika Aku sudah berhasil melakukan sesuatu, apakah yang Aku lakukan itu berhasil baik atau berhasil buruk? Berakhir dengan hasil yang baik atau berakhir dengan hasil yang buruk?

Entah itu akan berhasil baik ataupun berhasil buruk, Aku percaya bahwa tidak ada hal apapun dalam hidup ini yang dapat diakhiri untuk sesuatu yang sia-sia. Keberakhiran dalam suatu perjuangan untuk memperoleh hasil yang tegas adalah sebuah pertanda bahwa Aku telah lulus dalam menjalani suatu peristiwa untuk memperoleh jawaban dari suatu pertanyaan. Apakah ini akan berhasil dengan baik, ataukah berhasil dengan buruk. Apakah yang Aku lakukan ini benar, atau salah.

11 Maret 2014