Berusaha Tegar Atau Cuma Ngeles?

Susah untuk memberikan contohnya, tapi kalau kamu menemui seorang anak kecil yang jatuh karena terpeleset kaleng, pasti setelah itu kamu akan melihat dia mulai marah-marah atau menangis. Dan setelah itu dia akan melempar kalengnya sambil mengumpat, “Kaleng nakal!”

Aku menyebut ini sebagai sebuah bentuk ‘motivasi palsu’ atau usaha untuk memotivasi diri sendiri melalui kepalsuan. Sebuah keadaan yang tidak jauh berbeda dengan situasi ketika seseorang berusaha untuk tampak tegar di hadapan orang banyak dengan cara banyak omong kata-kata bijak sambil memastikan agar orang lain di sekelilingnya bisa mendengar kata-kata bijak tersebut. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah dia sedang berusaha untuk menyalahkan sesuatu yang lain agar bisa membenarkan diri sendiri. Karena dia masih belum bisa menerima kenyataan yang telah terjadi.

Kejadian semacam ini juga terdapat pada orang-orang dewasa. Entah, mungkin karena dulu orang-orang yang lebih dewasa dari kita terlanjur terbiasa mengajari kita agar ketika jatuh terpeleset kaleng, maka kalenglah yang harus disalahkan. Padahal sebenarnya belum tentu kaleng yang salah.

Jangan membiasakan diri menyebarkan motivasi-motivasi pribadi kepada orang banyak, karena itu hanya akan membuatmu tampak makin menyedihkan. Kamu bilang kamu merasa baik-baik saja, tetapi ketika kamu terlalu bersikeras untuk mengatakan bahwa kamu itu baik-baik saja, justru pada saat itulah orang akan tahu bahwa kamu itu sebenarnya tidak sedang berada dalam keadaan yang baik.

Menipu Diri Sendiri

Kamu adalah jomblo-jomblo yang berbahagia? Kalau kamu memang merasa baik-baik saja ketika menjadi seorang jomblo ya silakan tunjukkan bahwa kamu itu bahagia dan jangan malah sibuk menyalahkan sesuatu yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ke-jomblo-an kamu. Mengingat-ingatkan soal dosa berpacaran, menghubung-hubungkan antara faktor kesehatan fisik dan psikologis terhadap ketiadaan seorang pacar, apalagi menghubung-hubungkan soal keuangan hanya untuk menunjukkan bahwa menjadi jomblo itu lebih baik (untuk menunjukkan bahwa kamu itu lebih baik). Apa yang kamu usahakan dengan susah payah itu justru malah semakin membuat kamu tampak menyedihkan. Padahal sebenarnya kamu butuh pacar juga kan? Karena manusia itu diciptakan untuk berpasang-pasangan.

Dan Aku yakin, kalau setelah beberapa waktu kemudian kamu tiba-tiba saja bisa dapat pacar, saat itu kamu juga akan bilang ‘masa bodoh’ dengan prinsip-prinsip yang telah kamu pegang dahulu. Mengenai prinsip-prinsip orang suci, sehat dan hemat itu… semuanya akan hilang begitu saja hingga kamu bisa begitu mudah untuk mengatakan bull shit kepada dosa berpacaran. Yang kamu lakukan itu bukanlah sebuah bentuk motivasi diri. Kamu cuma sedang ngeles.

Kamu adalah orang miskin yang bersyukur? Kalau kamu adalah orang miskin dan kamu merasa baik-baik saja dengan itu, ya silakan jalani hidup ini dengan bahagia tanpa banyak komentar. Tidak usah terlalu banyak mengucapkan kata-kata motivasi seperti: “Tidak apa-apa menjadi orang miskin yang cuma bisa makan tahu. Orang kaya bisa makan ayam goreng, tetapi mereka belum tentu bisa menikmatinya. Masih tetap enakan makan tahu kalau bisa menikmatinya.”

Secara umum, tidak benar bahwa tahu itu lebih enak dari ayam goreng. Tidak benar juga bahwa orang kaya itu tidak akan menikmati saat makan mereka jika mereka sedang makan ayam goreng. Kalau kamu bilang tahu goreng itu lebih enak dari ayam goreng, kenapa mereka tidak mau memakannya? Dimana-mana yang namanya ayam goreng itu pasti lebih enak dibandingkan dengan tahu goreng! Kalau kamu terus-terusan memotivasi diri dengan ucapan-ucapan seperti itu, selamanya kamu tidak akan pernah bisa makan ayam goreng!

Kamu adalah orang gagal yang tegar? Kalau kamu merasa bahwa kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan, ya silakan buktikan kalau hal tersebut memang benar tanpa banyak komentar. Tidak usah terlalu banyak memotivasi diri dengan perkataan-perkataan seperti: “Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.” Itu buang-buang waktu. Kalau sudah gagal ya sudah. Terima saja kalau kamu gagal. Jangan malah ngeles! Mulai lagi dari awal, atau coba alternatif lain.

Kebanyakan dari kita itu suka merasa seolah-olah sudah tahu akan cara-cara untuk memotivasi diri masing-masing, padahal sebenarnya belum. Sampai kemudian kita merasa bahwa motivasi yang kita buat itu tidak berhasil, pada saat itu kita lebih memilih untuk mengeluh. Kamu itu cuma sedang berpura-pura bahagia, padahal sebenarnya kamu itu punya masalah dan masih merasa kurang. Cuma kamunya saja yang gengsi.

Kalau kamu merasa baik-baik saja, seharusnya kamu tidak akan banyak omong soal keadaanmu. Seseorang baru bisa disebut baik-baik saja kalau dia tidak bicara apa-apa soal keadaannya. Mengerjakan sesuatu seperti biasanya, dan tidak mencari-cari perhatian.

24 Maret 2014