Penampakan
Meski Aku sudah mengubah cara-cara untuk mencapainya, tapi jika mereka masih tidak berubah dan tidak berpihak kepadaku, mungkin jika Aku melihatnya dari sudut yang lain Aku akan menghasilkan hasil yang lain juga. Tampaknya memang tidak berhubungan sama sekali, tapi bukankah kita semua menyadari bahwa segala hal di sekeliling kita pada dasarnya terjadi karena hal di dalam diri kita juga: Seluruh umat manusia di muka bumi ini akan mati sesak nafas karena bau kentut kita.
Yep. Aku tahu hasilnya tidak bisa diduga dengan tepat. Bagaimana jika langit sampai runtuh karena ini?! Bagaimana jika kemudian pak presiden mampir ke rumahku dan berkata bahwa sponsornya akan memberikan tiga lembar voucher gratis makan batagor sepuasnya di Disney Land, padahal kita tahu bahwa presiden tidak memiliki sponsor?! Bagaimana jika bagaimana-jika tidak menjadi kosakata yang nyata yang menyatakan arti sebagaimana mestinya ketika kita mengungkapkan bagaimana-jika dengan teknik dan intonasi yang benar?!
Bagaimana Jika
Agak tidak biasa, tapi kupikir keputusan ini tanpa tujuan. Aku hanya merasa bahwa, mungkin ini memang sudah saatnya. Untuk yang ke sekian kalinya Aku melakukan sesuatu secara spekulatif.
Mengenai bagaimana jika hal ini dan itu sampai terjadi di kemudian hari karena ini, Aku belum sempat mempertimbangkannya. Aku berjalan menuju ke sisi yang lain dengan penuh keyakinan bukan karena Aku tahu apa yang akan terjadi saat Aku memasuki bagian itu, tapi karena Aku sudah tahu apa yang pernah terjadi saat Aku memasuki sisi sebelumnya. Jika disimpulkan, maka ketika Aku memasuki sisi yang lain, di kemudian hari kemungkinan besar Aku akan mengalami sesuatu yang berupa kebalikan dari sesuatu yang Aku alami di sisi sebelumnya. Padahal Aku tahu bahwa Aku mengalami sesuatu yang tidak Aku inginkan ketika Aku berada pada sisi sebelumnya. Itu artinya bahwa jika Aku menuju ke sisi yang lain, kemungkinan besar Aku akan mengalami sesuatu yang lebih baik, yang merupaan kebalikan dari pengalamanku di sisi sebelumnya.
Ehm. Jadi, apakah ini bisa disebut sebagai spekulasi?
***
Sudah kuputuskan. Aku sudah memutuskan jawaban dari pertanyaanku sebelumnya. Aku adalah seorang anak yang terjebak dalam cara berpikir orang-orang dewasa analis yang seringkali mendapatkan keraguan dan terkadang penolakan dari lingkungan. Aku tahu, ini sudah risiko. Meski sejauh yang kuketahui, ayahku dan ibuku bukan berasal dari keluarga dengan pemikiran seperti sang aneh-aneh yang lain, tapi sepertinya ini semua timbul bukan karena faktor keturunan. Ini karena faktor lingkungan. Saat itu kamu gagal mendapatkannya. Mungkin bukan karena dia tidak menyukaimu atau karena takdir tidak mengizinkan kamu untuk bersatu dengannya, tapi mungkin karena sejak awal kamu memang tidak suka kepadanya. Seperti yang kukatakan, ini cuma faktor lingkungan. Jadi, siapa yang harus diperhatikan sekarang?
Seringkali hal-hal seperti ini membuat ketombe di rambutku kambuh lagi. Oya, sejak lahir Aku punya kulit kepala ajaib yang bisa memproduksi butiran-butiran salju. Salju-salju itu, akan kuberi nama ”ketombe”. Jangan pernah merasa keberatan atau risih dengan anugerah Tuhan ini. Semakin sering ketombe jatuh dari kepala Anda, maka akan semakin membuktikan bahwa siklus regenerasi kulit kepala Anda masih bekerja dengan baik, bahkan lebih sering dari manusia pada umumnya.
Eh, kenapa Aku malah jadi ngomong soal ketombe ya?
Ternyata… memang lebih sulit dari perkiraan T_T
27 Juli 2012
ini baru foto masnya yah??
BalasHapushaha, akhirnya dimunculkan juga
HapusGenteng masbro orangnya wkwkwkk kalau aku liat2 memang watak bang taufik nih kayak bukan remaja tapi kayak orang dah tua
Hapusha ha ha muncul juga mas tufik
Hapus