Loading…

Mimpi Buruk Januari

Sekarang sudah bulan Desember. Fakta itu bisa juga diartikan sebagai detik-detik menuju ambang kehancuran. Wah, sepertinya semuanya benar-benar telah resmi gagal total. Setelah kupikir-pikir, agak bodoh juga menunggu sesuatu yang semestinya kukejar. Tapi Aku mempunyai alasan tersendiri tentang itu. Sebuah alasan yang sangat mendasar. Sayangnya Aku tidak bisa menceritakannya pada kalian, karena bisa dipastikan itu akan membuat cerita jadi tambah panjang! Dan sekarang, berakhirlah sudah masa-masa berharapku akan kesenangan dan persamaan derajat. Semuanya sudah berhenti sampai di sini. Sudah selesai.

Chamomile

Sebenarnya ini masih ada kaitannya dengan tulisanku di tanggal 26 Maret 2010 yang lalu. Ketika itu Aku pernah menargetkan diri bahwa di tahun 2010 Aku harus mendapatkan pekerjaan. Namun setelah sekian bulan Aku berbangbangtut-cilukba dengan kesempatan yang acapkali bersliweran di depan mataku yang indah menggoda ini, semuanya justru malah jadi semakin hompimpa alaihum gambreng. Entah kenapa semua ini terjadi padaku. Ini seperti semacam diskriminasi Tuhan terhadap hamba. Seperti es krim nanas dicemplungin saus cabe rasa jeruk nipis. Harapan tipis yang tak jalas, dengan seribu pertanyaan melayang-layang di udara seperti kampret. Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang semua ini.

Secara teknis, orang-orang berambisi besar yang mengalami kegagalan akan cenderung pesimis di kemudian hari, namun secara empiris, orang-orang sukses justru diciptakan dari mereka-mereka yang sering gagal total. Jika kita buat dua buah parameter mudah dari pernyataan tersebut, maka hasilnya akan kita temukan sebuah kalimat lama yang berbunyi: “Bagaikan langit dengan bumi”. Kalimat tersebut secara umum diartikan orang sebagai sesuatu yang sangat bertolak belakang. Tapi sayangnya, Aku menemukan sebuah kesalahan penerapan dalam teori tersebut.

“Langit” dan “Bumi” sebenarnya bukanlah objek yang sangat bertolak belakang. Karena definisi langit dan bumi pada dasarnya merupakan hal yang umum dijumpai dalam istilah-istilah ilmu pengetahuan alam. Oleh karena itulah teori tersebut bisa kunyatakan sebagai sebuah kesalahkaprahan. Jika kalian ingin tahu tentang teori yang benar mengenai itu, maka Aku bisa menggambarkan definisi “Hal yang sangat bertolak belakang” sebagai persamaan “Bagaikan langit dengan tai kucing”.
Betapapun banyaknya kegagalan yang dialami pada dasarnya tidak menentukan sukses atau tidaknya seseorang. Yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang adalah karakter pribadi, dalam hal ini adalah bagaimana seseorang menghadapi sebuah kegagalan. (Wah, pusing!)

Setelah kuhitung-hitung… ini sudah bulan ke 17 sejak awal kelulusanku di kelas 12. Dan selama itu pula Aku masih tetap tidak mengalami perkembangan yang berarti. Dalam hatiku, tentu saja Aku merasa kecawa, namun apapun yang terjadi dalam diri seseorang pada dasarnya memang disebabkan oleh orang itu sendiri. Mungkin memang Akunya saja yang pemalas hingga semuanya jadi begini. Oh, betapa malangnya nasibku ini.

Mau dikatakan bagaimanapun juga, cita-citaku memang terbilang terlalu dahsyat untuk orang-orang di lingkunganku. Cita-citaku itu… bisa dibilang seperti halnya seorang penjahat yang ingin jadi presiden. Sebuah mimpi yang terlalu absurd untuk diwujudkan. Itulah sebab kenapa Aku tidak pernah menuliskan cita-citaku di sini. Aku takut. Taku bila nanti ditertawakan atau berakhir gagal setelah menggembor-gemborkan tekad. Bagiku, yang namanya ambisi itu tidak boleh buru-buru diberitahukan, melainkan harus diperjuangkan dulu. Paling tidak, kupikir, jika Aku tidak mengatakan apa yang Aku impikan, maka logikanya Aku tidak akan merasa malu seandainya suatu saat nanti Aku gagal. Sebaliknya jika Aku berhasil, maka secara otomatis orang-orang bisa alamak terkejut terjujut-jujut.
Namun malang tak dapat ditolak, untung nggak ketimpa tangga, manisnya mimpi terkadang tidak sejalan dengan tingkah laku. Dunia ini bukanlah dunia film kartun yang ketika jatuh dari atas gedung bisa hidup lagi. Dunia ini adalah dunia sekali pakai. Dunia popok dan pembalut wanita.
Dalam kegagalanku selama ini, Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Ini bukanlah kesalahan orang-orang ke tiga ataupun takdir Tuhan. Ini semua murni karena kesalahanku pribadi.

Sejak dulu, kepribadianku ini memang termasuk dalam golongan anak kategori sulit. Di satu sisi, orang-orang bilang perkataanku selama ini lucu dan menyenangkan, namun di sisi lainnya lagi, mereka bilang teori-teoriku dalam segala aspek terlalu berlebihan. Dan hal itu benar-benar telah membuatku takut untuk bicara, terutama mengungkapkan pendapat. Aku lebih suka diam ketika ditanya pendapatku, daripada nanti teoriku dibilang ajaran sesat. Aku tidak ingin mengalami masa-masa mengungkapkan pendapat bahwa bumi itu bulat di zaman Galileo. Risikonya terlalu besar! Apalagi untuk mengungkapkan rencana masa depanku secara terbuka.
Dan kesimpulannya adalah, jika Perkataan dan tingkah lakuku saja sudah dinyatakan sulit untuk diterima oleh orang awam, maka secara otomatis Aku akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Nasib.

Untuk tahun depan, Aku tidak akan terlalu banyak berharap lagi. Aku hanya ingin maju satu langkah saja dari tempatku berpijak. Hanya satu langkah saja. Namun entah kenapa bagiku itu terasa sangat sulit.
Oh, Tuhanku… sebenarnya Aku ini masih kurang apa, ya Tuhan? Apakah di matamu, Aku ini masih kurang ganteng??! Tolonglah, Tuhan. Tolong beri tahu Saya! Sebenarnya apa yang harus Saya lakukan? Apakah Saya harus meminum madu di tangan kanan-Mu, ataukah racun di tangan kiri-Mu? Aku tak tahu mana yang akan Kau berikan padaku. Aku tak tahu mana yang akan Kau berikan padaku. Oh…

4 Desember 2010

2 Komentar:

  1. hopeless ??? jgn donk sob..
    gini aja, coba kita awali dari kegemaranmu, kmu gemar apa aja sih ? coba liat.. ada peluang bisnis ga ? klo ada, bisa dirintis mulai dr skrg.. Siapa tau kmu ditakdirkan buat jadi bos (owner bisnis sendiri), dan bukan kerja pada orang lain.. SEMANGAT YAH !!!! semua yg terjadi karena suatu alasan, selalu ada Rahasia Allah dibalik semua yang terjadi.. Ikuti aja jalannya, kmu ga akan tersesat..

    BalasHapus
Top