Loading…

Kakak dan Ibu

Kakak perempuanku. Pagi itu dia sedang memamerkan perbuatan baiknya kepada ibuku. Ibu kita. Mungkin dia berharap agar semua hal yang telah dia lakukan akan menghasilkan sebuah pujian. Tidak disangka-sangka, bukanya mendapatkan pujian, kakak perempuanku malah mendapatkan sebuah teguran halus dari ibunya. Sebenarnya sih, Ibu hanya sedang mengekspresikan kekhawatirannya saja. Tapi mungkin karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya, dia malah berbalik marah-marah kepada ibunya karena merasa bahwa dia telah dimarahi.
Dia berteriak-teriak, "Marahi saja Aku! Marahi saja Aku, Bu!". Sambil memecahkan piring seperti setan, sambil memecahkan gelas seperti setan, sambil menendang tempat sampah seperti pemain sepak bola yang wajahnya seperti setan. Seperti anak kecil saja.
Bahkan ibuku yang tadinya sedang senang tiba-tiba saja menangis karena kaget.
Ya. Kakak memang masih terlihat seperti anak kecil walaupun usianya sudah mencapai 25 tahunan. Maunya ingin mendapatkan perhatian… Saja dari ibunya.

Dilihat dari sisi manapun, kakakku itu orangnya memang terlihat sangat pemberani dan bebas berekspresi. Hanya terlihat pemberani saja. Tapi bagiku, dia justru merupakan satu-satunya orang dalam keluarga yang paling penakut. Takut kalau-kalau melakukan perbuatan yang salah. Takut, jika dia sampai kehilangan kepercayaan dari ibunya.
Dia si anak mama. Mungkin Aku lebih suka menyebutnya begitu. Untuk menutupi ketakutannya, dia terbiasa melakukan hal-hal yang tidak wajar dan terkesan memberontak agar terlihat begitu pemberani.
Yah… Aku sebagai anak terakhir tidak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa merasa kasihan saja kepada ibunya (ibuku) yang selalu saja menjadi objek kesenangan sekaligus objek kemarahan kakakku. Sungguh keterlaluan mengingat usianya yang sekarang ini sudah sangat matang untuk menikah.
Aku benci kakakku. Aku membencinya karena ibuku.

Tapi… Entahlah. Mungkin Aku hanya sedang iri saja. Iri dengan kedekatan mereka berdua.

5 Maret 2010

4 Komentar:

  1. wah... berbahaya sekali... bapaknya sangat sabar ya.. hati2 kualat.. hehehe

    BalasHapus
  2. hohohoh..
    dasirr, kualat loh ngusilin bokap sendiri,
    tapi masih kurang dahsyat tuh triknya, *lho??*

    salam kenal, ditunggu kunjungan baliknya..

    BalasHapus
  3. Saya merasa nggak pernah ngusilin Bapak saya, tapi anehnya saya kok malah sering diusilin 2 anak lelaki saya ya.

    Saya jadi nggak percaya hukum karma

    BalasHapus
  4. bapak ajah dikerjain... bgaimana orang lain?

    BalasHapus
Top