Loading…

Peri Bumi

Rasanya sulit sekali untuk bisa membuat semua ini menjadi lebih sederhana. Firasatmu mengatakan kalau inspirasi akan segera datang. Lalu dia datang tanpa permisi dan mengatakan kalau waktumu sekarang sudah sangat tepat untuk bisa mengeluarkan semua isi hatimu di manapun Kau berada.
Tapi ketika semua inspirasi itu hilang, Kau baru menyadari bahwa semua hal yang telah pergi sama sekali tidak mungkin bisa Kau kejar lagi sampai dia datang sendiri menghampirimu.
Rasanya sulit sekali. Karena inspirasi itu memang tidak akan pernah bisa kita kejar! Sama persis seperti seorang gadis, yang kini sedang berada tepat di hadapanmu.

Bukankah itu lucu? Kau pikir Kau telah selesai mengatakan semua yang Kau lihat dan kau rasakan hari itu juga. Tapi pada kenyataannya, Kau masih belum juga bisa mengatakan sepatah katapun dari mulut gagapmu itu. Karena ketika Kau melihatnya dalam waktu sepintas, saja. Semua rencana matangmu itu akan hilang begitu saja tanpa bekas. Seolah-olah apa yang sudah lama Kau idam-idamkan selama hidupmu kini sudah tidak penting lagi bagimu.
Sekarang ini, yang Kau pikirkan hanya ingin bisa melihatnya dan mendengarkan semua perkataannya. Apapun itu. Karena dalam kesempatan kecil seperti sekarang ini waktumu akan terasa jauh lebih singkat. Jadilah Kau berusaha untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tidak penting dan berusaha membuat tawamulebih logis. Tapi tetap saja itu tidak akan bisa menjadi lebih logis kan?
Karena sebenarnya Kau tidak ingin tertawa sekarang.
Kau ingin menagis! Karena Kau sangat bahagia.

Terkadang, dalam waktu yang sama mudah sekali timbul perasaan-perasaan tidak enak dalam hatimu seperti, Kau merasa tidak pantas, atau “Sudah Cukup! Dia sudah terlalu banyak memberiku hadiah selama ini”.
Lalu tanpa Kau sadari Kau baru saja mengucapkan terima kasih banyak kepadanya dengan pandangan mata yang sangat lain dari biasanya. Tapi justru karena sikapmu tadi, si Peri Bumi itu kini malah pergi secara tiba-tiba dengan perasaan yang agaknya sulit untuk dijelaskan bahkan untuk dirinya sendiri.
Tepat pada saat itu Kau baru benar-benar menyadari, betapa bodohnya dirimu yang telah membiarkan semua perasaanmu itu menjadi semakin sulit untuk dikunci seumur hidupmu.
Sebuah perasaan yang akan selalu sama, seperti terakhir kali ketika Kaumemperhatikan kepergiannya dari belakang. Satu-satunya pertanyaan yang akan muncul di dalam pikiranmu hanyalah…
“Di mana sebenarnya Kau tanggalkan kedua sayapmu selama ini? Jika suatu saat nanti Aku mengetahuinya, Aku akan segera mencurinya darimu! Agar Kau tidak akan pernah bisa terbang lagi dariku.”

18 Agustus 2009

5 Komentar:

  1. halo.. bos.. salam kenal ya...

    BalasHapus
  2. seger yah blognya!!!!
    hijaauuu...

    BalasHapus
  3. berusaha rileks dihadapan Wanita Bung...
    biar gag kacau...
    hehehe

    BalasHapus
  4. aku suka tulisannya...
    dalam....

    BalasHapus
  5. salam kenal ya bro,,,,

    mampir ==>> Money online

    BalasHapus
Top